Menggelitik ketika membuka laman twitter dengan trending Maroko sesaat setelah mengalahkan Sopanyol di babak 16 besara Piala Dunia Qatar 2022 secara dramatis menang melalui adu pinalty. Telak Maroko menang 3-0. Sangat dramatis kemudian trendinglah Maroko.Â
41 ribuan cuitan dengan hastag Maroko. Tentu banyak cuitan netizen yang beragam dari yang lucu-lucu hingga analisis bola yang padat akan kemenangan Maroko tersebut mengalahkan salah satu tim kuat Eropa yaitu Spanyol. Hingga garapan artikel ini dibuat setidaknya sudah ada 46,9 ribu cuitan twiter trendingnya Maroko
Misal  cuitan dari pengamat Bola kenamanaan sebut saja Fabrizio Romano "Morocco are qualified to the quarter finals of the World Cup. Spain are now officially out" Menuju perempmat Final bagi Maroko adalah anugrah sedang Spanyol notabenenya tim kuat dari eropa yang pernah jaya dan juara dunia tahun 2010 dengan gaya bermain tiki-takanya harus kalah dari Maroko negara Islam asal Afrika bagian utara kali ini. Spanyol gagal masuk perempat final.Â
Menariknya lagi ada juga cuitan dari netizen, "Dulu Spanyol punya tiki-taka Maroko sekarang punya tiki-taqwa" cuitan dari Iyang April ini akhirnya membuat gatal saya menuliskan artikel bola setelah puasa mengulas bola selama piala dunia berlangsung 2022 ini.Â
Berbicara tiki-taka secara sederhana adalah permainan bola indah dengan umpan pendek dan berhasil mengecohkan lawan kemudian mampu menciptakan goal seabanyak mungkin. Spanyol tim bola di era 2010 ada Andreas Inesta dan Xavi Hernandes keduanya kini jadi legenda. Nah dua pemain tengah inilah pakar dan otak tiki-taka timans Spanyol kala itu hingga membawa Spanyol Juara.Â
Kita lompat saja pada tahun 2022 kini. Spanyol berhasil masuk 16 besar namun naasnya Kalah dan gagal masuk perempat final akibat taktik dan permainan Maroko. Saya menyebutnya "Tiki-Taqwa". Ya melihat cara bermain sabar dan penuh hati-hati. Maroko benar-benar berhasil menaklukan tim raksasa sebesar Spanyol.Â
Dalam terma Islam taqwa adalah konsep hidup yang dianjurkan melekat pada setiap hamba Allah. Sederhanya, taqwa ialah sikap hati-hati dalam menjalankan perintah hingga sebisa mungkin taat dan menjauhi maksiat. Semaksimal yang masing-masing hamba bisa lakukan. Nah akhirnya tiap hamba memiliki taqwa  berbeda-beda dan ini bisa dilatih terus menerus agar semakin kuat takwanya. Hati-hati dalam maksiat melakukan kesalahan bisa terus dilatih lalu menjadi karakter baik.Â
Dalam konteks sepak bola pada ulasan kali ini. Ternyata taqwa bisa diaplikasikan kongkrit. Saya menyebutnya "Tiki-Taqwa"Â
Lihatlah permainan Maroko! 90 menit pertama ditambah 5 meniti tambahan waktu karena belum kebobolan. Ada tamabanhan 2 kali 15 menit. Hingga finalty sebagai penentu kemenangan masing-masing tim. Artinya 125 menit lama laga melawan Spanyol yang dipunggawi pemain bintang seperti Asensio, Morata, Pedri, Gavi dana lainnya. Ini tidak mampu membobo benteng pertahanan Maroko yang dijaga oleh Hakimi dan kawan-kawan. Singkatnya, hasil akhir Spanyaol dengan sebuatan La Furia Espanola yang artinya Si Merah Murka ini takluk dengan "Tiki-Taqwa" Maroko.Â
Menurut saya konsep taqwa ini bisa diimplementasikan sebagai sebuah strtegi dalam permainan sepak bola. Dan oleh Walid Ragrigui sang pelatih Maroko ini telah menerapkan tiki-taqwa yang saya sebut sebagai sebuah gaya bermain penuh hati-hati hingga detik terakhir. Ternyata berhasil membunuh gaya bermain tiki-taka yang dibawa oleh Enrique saat memetakan stretegi bagi Spanyol.Â
Begitula bola dengan bundarnya terkadang sedalam apapun analisa hingga mampu menebak siapa pemenangnya bisa saja meleset jauh. Raksasa bisa takluk dengan tim yang bahkan tidak diperhitungakan sama sekali. Maroko kali ini menaklukan La Furia Espanola (Si Murka Merah).Â
Salam:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H