Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis: Peluang dan Harapan

18 November 2022   21:50 Diperbarui: 18 November 2022   22:26 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster live on IG bareng @G45SPACE

Pada acara ringan ngobrol santai sore bareng @G45SPACE di live IG tepat 18 November 2022. Kami sepakat berdiskusi ringan tentang dunia kepenulisan. Suka duka hingga peluang dan tantangan yang ada di dalamnya.  

Menulis bisa disebut pekerjaan kreatif terkadang sekedar hobi. Juga bisa disebut kerja profesional. 

Dipandu oleh host ceria kali ini. Lontaran pertanyaan kiat-kiat menulispun diberikan ke saya selaku pembicara. 

Diskusi singkat dan ringan ini berlangsung hangat. Datang juga pertanyaan dari audiens di room chat Live IG, tentang pengamatan model kepenulisan hingga tips dan trik cari insipirasi hingga pertanyaan  membaca literatur.

Mari kita urai sesingkat mungkin. Semoga esensi dan pesannya tersampaikan. 

Diawal saya sampaikan menulis ya bukan hanya sekedar nulis. Pada artikel lalu tulisan saya tentang dunia kepenulisan. Tegas tersampaikan bahwa menulis itu kuncinya story. Cristopher Grant menyebutnya story is king. Ini tips jitu pertama saya utarakan. 

Saya jelaskan betapa pentingnya menjadi pencerita yang baik untuk menulis. Menangkap momen dan mengamati berbagai bacaan dari berbagai sudut. Ini adalah modal dalam meramu sebuah tulisan. 

Trik mudah lainnya. Menulis mudah tapi dalam tanda petik. Ketika host mengutarakan penting teknik penulisan atau tuangkan ide segera. Tegas saya pentingkan untuk langsung menuangkan ide.

Bagi saya teknik menulis akan terbentuk dengan sendirinya apabila konsisten dalam menulis. Kunci menulis selanjutnya adalah konsistensi. 

Perbincangan sore itu semakin hangat. Untuk pertanyaan tentang pengamatan model kepenulisan. Orientasi mengamati model tulisan tujuannya demi upgradenya kualitas tulisan kita. Pertanyaan terkait ini menarik. 

Saya memberikan saran bahwa mulailah dari keresahan untuk membaca bahkan menulis. Cari tema yang buat kita konsen pada satu hal. Kemudian buatlah defrensiasi, melintasi minat atau background studi, misal anak kedokteran tidak ada salahnya menyukasi seni lukis. Ini modal secara tidak langsung meluaskan ide-ide kepenulisan

Nah selain berangkat dari keresahan dan defrensiasi. Terpenting dari menulis adalah kuatnya literatur. Saya menceritakan pengalaman membaca buku-buku sejarah karena minat di sana. Ini memberi pesan maka membaca adalah proses pengayaan kata hingga menginspirasi kita dalam memilih diksi kata. Hal ini akan sangat memudahkan dalam menulis. 

Pada akhir sesi diskusi ringan kali ini ketika host mengurai dan memancing diskusi terkait tantangan kepenulisan. Justru saya memberikan gambaran nyata bahwa menulis saat ini membuka ruang dan harapan. 

Menulis tidak hanya sekedar hobi. Peluang menjadi penulis profesional dan akan menemukan pasarnya untuk tulisan pada ragam topiknya. Terbuka lebar.

Kini hampir 380 juta penduduk Indonesia 60% didominasi anak muda bagi saya ini peluang. 

Maka menulislah! Untuk siapapun hari ini platform menulis banyak. Tidak harus langsung cetak melainkan media online untuk menyimpan tulisan kita bertebaran di mana-mana termasuk media sosial yang kita miliki. 

Inilah obrolan singkat sore itu. Diskusi ringan yang menyenangkan. Tentu banyak hal lain yang tak tertulis pada goresan sederhana kali ini. Setidaknya garis besar di dunia kepenulisan memberikan gambaran bahwa menulis itu mudah. Lakukan dan lakukan secara konsisten. 

Salam literasi:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun