Saya memberikan saran bahwa mulailah dari keresahan untuk membaca bahkan menulis. Cari tema yang buat kita konsen pada satu hal. Kemudian buatlah defrensiasi, melintasi minat atau background studi, misal anak kedokteran tidak ada salahnya menyukasi seni lukis. Ini modal secara tidak langsung meluaskan ide-ide kepenulisan
Nah selain berangkat dari keresahan dan defrensiasi. Terpenting dari menulis adalah kuatnya literatur. Saya menceritakan pengalaman membaca buku-buku sejarah karena minat di sana. Ini memberi pesan maka membaca adalah proses pengayaan kata hingga menginspirasi kita dalam memilih diksi kata. Hal ini akan sangat memudahkan dalam menulis.Â
Pada akhir sesi diskusi ringan kali ini ketika host mengurai dan memancing diskusi terkait tantangan kepenulisan. Justru saya memberikan gambaran nyata bahwa menulis saat ini membuka ruang dan harapan.Â
Menulis tidak hanya sekedar hobi. Peluang menjadi penulis profesional dan akan menemukan pasarnya untuk tulisan pada ragam topiknya. Terbuka lebar.
Kini hampir 380 juta penduduk Indonesia 60% didominasi anak muda bagi saya ini peluang.Â
Maka menulislah! Untuk siapapun hari ini platform menulis banyak. Tidak harus langsung cetak melainkan media online untuk menyimpan tulisan kita bertebaran di mana-mana termasuk media sosial yang kita miliki.Â
Inilah obrolan singkat sore itu. Diskusi ringan yang menyenangkan. Tentu banyak hal lain yang tak tertulis pada goresan sederhana kali ini. Setidaknya garis besar di dunia kepenulisan memberikan gambaran bahwa menulis itu mudah. Lakukan dan lakukan secara konsisten.Â
Salam literasi:)