Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Iba Menjadi Kagum (Cerita Perjumpaan Dengan Anak Berkebutuhan Khusus)

14 Januari 2025   11:02 Diperbarui: 14 Januari 2025   11:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TKP Pemalakan (Sumber:dok pri)

Mendengar jawabannya membuat saya mengamatinya, tampak di kedua dikaki ada tatakan yang membuat telapak kaki kembali kebentuk semula.

"Disini sama siapa?" tanya saya saya. "sama ibu om, tinggalnya di asrama putri yang dibelakang sana" sambil mengode dengan kepalanya. Saya paham yang dimaksudkannya.

"Saya disini sudah 4 kali operasi om"jelasnya, tanpa saya tanya. "hah?"(ekspresi sangat kaget). "iya om, kan saya disini terapi, trus gak kuat tulang saya" jelasnya dengan ceria, tanpa rasa sedih sama sekali.

"beneran?" jawab saya masih kaget dan kagum dengan kekuatannya. "beneran lah om"sambil tertawa. Kemudian dia menjelaskan bahwa pertama kali datang dia dioperasi di pinggul, kemudian dioperasi tangannya, trus kaki kirinya dan yang terakhir kaki kanannya.

Operasi pinggul sepertinya untuk meluruskan posisinya. Untuk tangannya mungkin juga sama, meluruskan atau meletakkan posisi. Sedangkan operasi kaki, penyebabnya karena otot belum terlatih, sehingga bertumpu pada tulang, kebetulan tulangnya rapuh akhirnya patah.

"Pen saya sekarang Dua Om" terangnya dengan bangga. Saya betul-betul kagum. Semua rasa iba sudah menyingkir. "Umurmu berapa sih Gas?" tanya saya. "Dua Belas Tahun Om" Jawabnya dengan tenang. "Saya lumpuh sejak lahir om, karena dulu saya lahir prematur" terangnya, tetap dengan keceriaan.

Suasana Ceria (Sumber: dok.pri)
Suasana Ceria (Sumber: dok.pri)

Karena keasyikan ngobrol, tak terasa matahari semakin menyengat menyinari kami berdua. Saya menawari untuk pindah tempat, dan dia mengiyakan. Saya gercep segera memegang kursi rodanya untuk memindahkan.

Karena ini kursi roda yang canggih, saya kesulitan menggerakkannya. Merasakan itu, Bagas kemudian memberikan arahan kepada saya, bagaimana cara menggerakkan kursi roda ini. saya hanya senyum-senyum menyenyumi ketidakmengertian saya.

Sambil mendorong kursi roda tersebut saya melihat sebuah HP dikalungkan di lehernya.

"wah punya HP ya Gas, buat apa HPnya, buat maen game juga?" tanya saya. "iya kadang-kadang om, biasanya main Mobil Lejen" jawabnya. "punya diamond banyak dong"tanya saya asal saja,padahal saya tidak tahu apa  itu diamond. "gak lah Om, daripada buat beli diamond mendingan buat beli jajan"jawabnya sambil tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun