Debu, tanah berpasir, dingin, ramainya pendaki lain dan pemandangan indah memperlambat tempo perjalanan kami. Kami berkali-kali harus antri karena jalur sempit. Kami juga berkali-kali berhenti karena berfoto dengan pemandangan yang sangat indah.
Satu jam lebih yang kami perlukan untuk sampai di plang papan nama Sabana 1/Pos 4. Di sini juga tempat camp, jadi banyak tenda berdiri di sini. Di depan sudah terlihat Puncak Kenteng Songo dan Traianggulasi, tapi tempatnya masih sangat jauh.
Saya sempat kena mental ketika menanyai seorang trail runner ketika menyalip kami. "Berapa jam mas samape sini?" Sambil melirik jam tangannya dia menjawab "1 jam 5 menit mas dari basecamp sampai sini (Sabana 1)." Saya hanya bisa menjawab, "hebat mas."
Di sabana satu kami tidak beristirahat, tapi langsung menuju Sabana 2. Jalur yang kami lalui cukup landai beberapa ratus meter, dengan rerumputan di kiri kanan. Pohon Edelweis tumbuh di mana-mana.
Saya kira akan landai terus sampai Sabana 2, tapi ternyata ada tanjakan lagi. Dan lagi-lagi langkah kami tertatih-tertatih yang melihat kenyataan bahwa masih ada tanjakan yang harus kami daki.
Saya dan rombongan terakhir sempat istirahat lama dan tidur karena rasa kantuk yang luar biasa. Setelah mata kembali segar kami segera melanjutkan ke Sabana 2 yang sebenarnya tinggal sedikit lagi.
Sesampainya di Sabana 2, Salah satu tempat ikonik di Merbabu, sebuah dataran yang luas dengan rerumputan yang mengering, tampak orang-orang yang berfoto-foto dengan berbagai gaya. Kami juga tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ikut foto dan video.