Yang kita lewati di jalur ini adalah jalan air, jadi tidak heran di beberapa titik kita akan melalui lorong mirip terowongan air.
Berbeda dengan Lawu via Cemoro Sewu yang jalurnya dari batu, disini full tanah setelah melewati Pos Batas hutan.
Kondisi ini membuat debu di sepanjang jalan. Apalagi semakin keatas kaki kita semakin berat sehingga menyeret ditanah, otomatis debu beterbangan kemana-mana.
Sedikit demi sedikit kami melangkah pada pukul 06.32 kami baru sampai di Pos 2. Sangat terasa Tiga Jam lebih kami berjalan.
Disini tidak berlama-lama dan terus berjalan. Semakin ke atas, pemandangan semakin terbuka. Di sebelah barat tampak gunung Sindoro Sumbing, Dieng dan Gunung Perahu, dibelah Gunung Merbau juga ada gunung tapi saya tidak tahu namanya.
Kami terus berjalan menyusuri jalan yang semakin terjal sambil sesekali melihat pemadangan sekitar kita, karena matahari yang mulai meninggi. Disuatu tempat tampak gerhana merbabu, sungguh unik.
Pelan tapi pasti kami tetap berjalan, sesekali berhenti untuk istirahat untuk menenangkan otot kaki yang semakin kaku. Dan juga menghirup nafas untuk meredam irama jantung sudah mirip bedug takbiran.
Semilir angin merbabu juga turut andil dalam memperlambat langkah kami. Tiupannya yang sejuk membuai mata kami untuk terpejam. Tak heran kadang kami berjalan sambil terpejam. Untung tidak masuk jurang.