Untuk perijinan mendaki merbabu memang agak kompleks. Pertama untuk mendapatkan kuota harus membuat akun pendaki dulu. Baru setelah itu bisa menentukan tanggal, jika kuota masih ada maka kita bisa membayar simaksi sebesar Rp 10.000,-.
Pada hari hari H kita membayar lagi di Base camp sebesar Rp 35.000,- yang sudah termasuk fasilitas ojek dari Base Camp sampai Pos Batas Hutan.Â
Ojek ini sangat berguna sekali untuk menghemat tenaga. Tarif Ojek bertambah jika kita mendaki malam antara Jam 18.00 -- 06.00 Â WIB yang jadi Rp.15.000.
Disini juga diberlakukan pemeriksaan sampah, intinya apa yang dibawa naik harus sama dengan yang dibawa turun. Jika tidak sama maka akan dikenakan denda.Â
Hal inilah yang sedikit menyita waktu para pendaki. Jadi pastikan membawa potensi sampah seminimal mungkin. Dan jangan lupa untuk membawa sampah turun, termasuk puntung rokok yang dihitung perbatang.
Jalur Suwanting Yang Bikin Mental Pontang Panting
Kami berangkat dari kota santri sesaat sebelum Adzan Maghrib berkumandang. Perjalanan kami lalui Full Tol, jadi bisa lebih cepat. Kami ber-18 orang, terdiri dari berbagai usia. Semuanya sudah siap untuk pendakian kali ini.
Setelah keluar di exit tol Salatiga, kendaraan yang kami tumpangi menyusuri jalan menuju jalan Salatiga-Magelang kemudian belok untuk menuju Desa Suwanting yang sudah masuk wilayah Magelang.
Sampai di BC Ambon kami segera persiapan dengan mendata barang-barang yang akan di bawa ke puncak. Barang bawaan ditulis dalam satu kertas untuk satu kelompok tapi berdasarkan akumulasi barang bawaan pribadi.
Setelah selesai mengisi formulir kami segera beristirahat, karena rencana-nya kami akan mulai mendaki jam 03.00 WIIB.
Tepat jam 02.00 semua sudah dibangunkan, sudah disiapkan juga sarapan untuk karbo loading bagi yang terbiasa sarapan.