Cara asyik Membuat Keluarga Lebih Kompak
Dulu hampir tiap minggu kami melakukan ini, saat covid dan masih WFH baik kerja maupun sekolah. Ketika covid usai dan sekolah sudah aktif kembali, anak-anak yang sudah mulai sekolah lagi jarang ikut, terutama Si Nduk yang sekolah negeri yang hari Sabtu tidak libur.
Kali ini ada kesempatan itu lagi, bukan acara yang disengaja sebenarnya. Rencananya kami akan mendaki bareng teman-teman dari Komunitas Aspala dalam rangka latihan sebelum naik ke Merbabu.Â
Sampai dengan H-1 pendakian hanya beberapa orang yang ingin gabung. Ditambah lagi Si Nduk yang akan dilatih tiba-tiba "mutung" lagi. Memang susah menghadapi ABG cewek. Akhirnya malam itu saya batalkan, tidak jadi mendaki.
Paginya selesai Sholat Subuh, Si Nduk berubah pikiran lagi, mau mendaki tapi tidak ke Penanggungan. Menurutnya ke Gunung Pundak saja yang lebih ringan. Tapi saya bersikeras kalau mau latihan ya ke Penanggungan atau tidak sama sekali. Tawar menawar ini berlangsung sengit, diwarnai dengan adu argumen dan drama-drama.
Lepas jam 06.00 pagi baru dia mengatakan oke mau berangkat ke Penanggungan, mungkin dia baru mengatakan itu siang agar batal dan diganti dengan rute yang dekat saja.
Tapi tidak untuk Saya dan Bundanya, langsung kami persiapkan peralatan untuk mendaki tektok, terutama tas, sepatu dan air  minum. Untuk bekal kami beli di toko yang searah.
Sekira 1,5 jam  kami sudah sampai di Basecamp Pendakian Gunung Penanggungan Via Tamiajeng di Trawas, Mojokerto.Â
Setelah selesai memarkir kendaraan di sebuah warung yang sekaligus tempat penitipan kendaraan, saya segera melapor ke petugas Pos Pendakian.