Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan Kecil Pendakian Gunung Lawu (Aspala feat MJA) Bagian ke - 8

30 Juni 2023   06:00 Diperbarui: 1 Juli 2023   07:43 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
susana pos 3 saat turun (dok pri)

Saatnya Turun Gunung

The Another Cobaan

untung dapat pinjaman sandal (dok.pri)
untung dapat pinjaman sandal (dok.pri)

Biasanya jika naik gunung salah seorang mengalami hambatan akan terus mendapat cobaan. Kali ini yang mendapat cobaan adalah si Thole. Setelah mentalnya yang down, tidur diperjalanan. Kali ini setelah terbangun jempol kaki kirinya bengkak dan sakit. Saya lihat seperti cantengan. Padahal sebelum berangkat dia tidak merasakan apapun. Mungkin akibat sepatunya yang ngepres sehingga menekan kuku kakinya kedalam jempol menyebabkan bengkak dan infeksi.

Salah satu keuntungan mendaki bersama MJA adalah kesiapsediaannya P3K dan tanggap mengatasi permasalahan. Cobaan pasti tidak melewati batas kekuatan dan kemampuan manusia. Selalu diberikan jalan keluar. Salah satunya bertukar sepatu dengan sandal gunung milik Mas Ilham. Sehingga bisa melanjutkan perjalanan pulang.

Diperjalanan turun Batalyon 510 secara resmi bubar. Karena ketika turun seolah-olah kekuatan kami datang entah darimana. Dan seperti biasa rombongan terpecah menjadi dua masing-masing didampingi dari MJA. Jika berangkatnya yang jadi sweeper adalah Mas Ruston. Sekarang ganti Mas Rofiq yang ketika berangkat bertugas jadi tim advance didepan.

Ketika turun, si thole yang biasanya kecepatan tinggi dan berlari, menjadi lambat dan tertatih-tatih sehingga menjadi tim belakang bersama saya.  Walaupun lambat namun perjalanan cukup lancar tanpa hambatan. 

Di Pos 2, kami semua termasuk tim terdahulu berhenti untuk melaksanakan sholat. Karena waktu sudah menunjukkan Pukul 17.00 WIB.

Tim awal yang sudah menyelesaikan sholat dan cukup istirahat, sudah melanjutkan perjalanan kembali. Kami rombongan kedua menyusul sekitar 15 menit kemudian. 

Pesan bapak bapak porter

tebing di Pos 2 (dok.pri)
tebing di Pos 2 (dok.pri)

Ketika di Pos 2 ngobrol dengan para porter yang mengantar rombongan Pangdam. Rombongan pangdam sendiri melakukan pendakian lintas. Jadi naik lewat Cemoro Sewu Jawa timur dan turun melalui Cemoro Kandang yang masuk Provinsi jateng.

Menurut bapak-bapak porter, waktu tempuh kami ketika turun termasuk cepat.  Melihat ada yang terluka mereka berpesan untuk hati-hati. Sepertinya mereka tahu kami akan kemalaman dijalan.

Pos 2 Ke Pos 1, berfoto ditempat yang belum kefoto

sempatkan berfoto (dok.pri)
sempatkan berfoto (dok.pri)

Dari pos 2, karena matahari masih bersinar cukup terang, kami menyempatkan untuk foto-foto di batu yang ternyata jika dilihat sangat eksotis. Kami masih bisa menikmati pemandangan yang tidak terlihat ketika berangkat.

Saya baru tersadar bahwa medan yang kami lalui ternyata cukup terjal. Tanjakannya pun cukup tinggi. Ketika berangkat rasanya tidak seperti ini jalan yang kami lalui.

Satu persatu pendaki termasuk rombongan porter yang tadi berbincang dengan kami mulai mendahului. Suasana semakin sepi. Pendaki yang yang akan naik pun semakin sedikit. Malam menjelang, gelap mulai menyapu. Senter yang kami pakai mendaki terpakai lagi ketika turun.

Semakin lama semakin gelap, panjangnya perjalanan dan pos 1 yang tidak kunjung ketemu membuat kami sedikit gelisah. Beberapa kali kami tertipu pandangan mata, batu berwarna putih kami sangka atap seng.

Batu yang eksotis (dok pri)
Batu yang eksotis (dok pri)

Jalan gelap nan panjang menuju basecamp

jalan gelap (dok.pri)
jalan gelap (dok.pri)

Gelap benar-benar datang ketika akhirnya sampai di Pos 1. Disini kami berhenti sejenak untuk melemaskan kaki yang sedari tadi menjejak batuan. Karena berhenti pula, sarung tangan milik Rinto ketinggalan di Pos 1.

Perjalanan melewati makadam ini terasa sangat lama. Lebih lama daripada ketika kami berangkat. Padahal sudah melewati pos sayur 2 dan warung. Logikanya, perjalanan turun separuh waktu perjalanan naik. Namun rasanya tidak segera sampai. Suasana yang sepi tanpa ada suara apapun menambah sunyinya perjalanan ini.

Saking sunyinya hanya hawa dingin yang kami rasakan. Suara serangga malam yang biasanya bersahut-sahutan hari itu tidak ada sama sekali.

Hanya Mas rofiq yang seringkali memberikan semangat sambil bercanda agar suasana tidak sepi. Ditengah perjalanan kami disalip oleh sepasang Bule, saya sempat memastikan apakah mereka benar-benar manusia. Ternyata benar manusia. Mereka berjalan sangat cepat. Segera meninggalkan kami.

Sepi kembali menyelimuti perjalanan. Peristiwa agak mengagetkan beberapa kali terjadi, Bunda yang berada diposisi kedua kaget ketika melihat sesuatu melintas disemak-semak.  Dedi dan Monik yang tidak sengaja menyorot lampu kearah hutan dan melihat sesuatu juga. Tidak berapa lama Dedi pindah ke depan, bersama Taufik yang sejak gelap menyelimuti berada didepan untuk membuka jalan.

gelap dan berbatu (dok.pri)
gelap dan berbatu (dok.pri)

Saya sendiri, mungkin karena capek, ketika menyorotkan lampu ke pohon disamping jalan, melihat daun pohon tersebut berwarna putih, mirip bunga plastik. Karena penasaran saya sorotkan lagi, ternyata daun tersebut tetap berwarna hijau hanya karena terkena lampu warnanya berubah putih.

Secara jam, belum lewat jam 19.00 namun suasana gelap pekat membuat seolah sudah larut malam. Dalam pikiran, saya sempat bertanya apakah kami disesatkan, apakah kami tadi melewati "oyot nimang" sehingga berputar-putar saja, apakah kami ini masuk dimensi lain. Namun pikiran itu segera saya tepis jauh-jauh, sambil terus berdoa. Si thole juga semakin gelisah.

Kami semakin yakin tidak tersesat ketika di kejauhan terlihat lampu-lampu rumah penduduk, walaupun masih jauh didepan. Semakin kebawah kami juga mulai mendengar deru kendaraan bermotor  dan juga suara pengajian dari speaker masjid. Sinyal telepon juga mulai ada, Rinto yang penyuluh pertanian menerima konsultasi dari petani binaannya.

Tambah lega ketika kami bertemu dengan pendaki yang akan naik. Ketika kami tanya apakah masih jauh, mereka menjawab sudah dekat dan ada dibawah situ. Tentunya saya memastikan bahwa mereka benar-benar pendaki.

Alhamdulillah benar, lampu gerbang pendakian cemoro sewu sudah dihadapan kami. Tepat Pukul 19.10  di hari yang sama,  kami sudah berfoto di gerbang pendakian tersebut dalam keadaan sehat wal afiat.

Dan kami yakin tidak tersesat ke dimensi lain ketika Camel yang dari rombongan depan menyambut kami. Dia  mengatakan bahwa rombongan pertama datang sekitar 45 menit yang lalu. Yang lain sedang makan di warung depan Pos Pendaftaran. Warung itu juga tempat makan saya ketika turun dari Lawu 26 tahun lalu. Menu yang saya pesan sama, mie rebus dan kopi.

Ketika makan ternyata jauhnya perjalanan juga dirasakan oleh tim 1. Mereka juga merasakan panjangnya perjalanan. Bahkan mas Ruston yang sudah sering ke Lawu, sampai sambat kenapa perjalanan tak kunjung sampai.

Alhamdulillah perjalanan kami dari berangkat dan pulang semuanya sehat wal afiat. Hanya si Thole yang kakinya makin parah rasa sakitnya. Tapi itu masih lebih beruntung daripada cerita teman kami yang ke Lawu bertiga, dan harus memapah salah satu temannya dari Puncak sampai Basecamp karena tidak bisa jalan.

finish setelah 16 Jam tek tok (dok.pri)
finish setelah 16 Jam tek tok (dok.pri)

Masih ada lanjutannya, tunggu besok jam 06.00

tulisan sebelumnya:https://www.kompasiana.com/albarianristo/649bb84808a8b51442676212/catatan-kecil-pendakian-gunung-lawu-aspala-feat-mja-bagian-ke-7

tulisan selanjutnya: https://www.kompasiana.com/albarianristo/649eec1408a8b56aa31e50a4/catatan-kecil-pendakian-gunung-lawu-aspala-feat-mja-bagian-ke-9-tamat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun