Berbeda dengan candi lain di lereng gunung Penanggungan dan sekitarnya, di candi ini terdapat relief yang masih utuh. Sekilas relief tersebut menceritakan kehidupan sebuah keluarga di sebuah desa atau kerajaan yang mempunyai laut dan gunung.
Disini juga ada pohon yang tumbuh diatas tebing. Ini mengingatkan pada candi Angkor Wat di Kamboja. Cukup lama kami berfoto-foto disini.Â
Kami tersadar ketika lamat-lamat terdengar suara masjid yang sudah memperdengarkan suara sola-sola, tanda akan masuk waktu Dhuhur.
Candi Kendalisodo -- Puncak Bekel
Selepas candi ini kami menemui tiang bendera tempat teman-teman kami berfoto ria. Tempatnya memang indah. Pantas jika tadi mereka heboh disini. Kami pun tak ketinggalan ikut mengadakan sesi foto.
Selepas tiang bendera ini, vegetasi sudah sepenuhnya ilalang. Bisa dibayangkan sendiri bagaimana panasnya sengatan matahari. Pun jalur yang kami lalui juga sangat curam. Seperti jalur Puncak Bayangan- Pawitra di Gunung Penanggungan.
Untungnya tidak sepanjang jalur di Gunung Suci tersebut. Hanya beberapa menit kami bisa melewati jalur yang hampir 90 derajat ini.
Gunung Penanggungan juga sudah terlihat gagahmenyapa kami. Didepan kami juga sudah tidak terlihat lagi pohon atau ilalang yang lebih tinggi dari tempat kami berdiri. Kami hanya perlu menyusuri jalan setapak ini.
Dan setelah 4 jam, saya dan teman teman menjadi tim terakhir yang sampai di Puncak Bekel.