Walaupun tempatnya penuh misteri dan terkesan mistis, kami tetap menyempatkan berfoto-foto disini. Karena ini merupakan moment langka. Kalaupun naik ke bekel lagi, kecil kemungkinan akan lewat jalur ini lagi.
Candi/Gua Kursi --> Gua Biyung (+/- 10 Menit)
Setelah itu kami segera melanjutkan lagi perjalanan, karena yang lain sudah berjalan duluan. Kami berjalan dengan santai. Jalurnya relatif landai diselingi menanjak yang tidak terlalu ekstrem. Kembali kami menemui batu-batu besar yang berserakan yang kemungkinan bekas sungai yang mengering.
Tak lama, pada sebuah belokan kembali kami menemui sebuah dinding tebing dengan ceruk yang ditutupi oleh batu segi empat. Dan ada juga pohon yang akarnya  menjalar ke bawah menutupi sebagian tebing. Tempat itu adalah Goa Biyung, seperti yang disebutkan di peta pendakian.
Yang menarik, didepan gua terdapat sebuah benda dari batu dengan enkripsi tahun. Kemungkinan batu tersebut merupakan sebuah dudukan arca. Namun arcanya sudah hilang.
Melewati batu tersebut kami menuju kedalam gua. Berbeda dengan Gua Kursi, Goa Biyung ini lebih luas dan kosong tanpa ada altar. Bunga dan dupa diletakkan di dekat mulut gua.
Yang mengenaskan adalah dinding dari batu yang di vandalisme dengan tulisan "PAK HARTONO" dan beberpa nama lain. Vandalismenya bukan sekedar cat, namun dipahatkan pada dinding batu tersebut. Entah apa maksudnya, mungkin dinding batu tersebut dibuat oleh Pak Hartono itu. Suatu perbuatan yang tidak elok sama sekali.