Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Gunung Ratu (Berwisata Dengan Cara Tak Biasa)

7 November 2022   15:03 Diperbarui: 7 November 2022   15:18 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(konon) Makam Ibunda Gajah Mada (dok. pri)

Apalagi jika dikombinasikan dengan daun jati kering. Sebuah perpaduan sempurna untuk jadi "rem" otomatis yang tidak hanya membuat ban menjadi berat tapi juga tidak bisa berputar sama sekali. Dalam kondisi seperti ini, jangan berharap bisa mengayuh pedal, bisa jalan ketika dituntun saja sudah sangat bersyukur.

membersihkan lumpur (dok.pri)
membersihkan lumpur (dok.pri)

Alhasil, hampir 60 persen jalur, harus menggandeng mesra sepeda masing-masing. 40 persennya baru bersepeda. Dari sisi waktu dan tenaga 50 Persen tersita untuk membersihkan sepeda, 30 persen istirahat, 10 persen menunggu pejabat yang akan memberangkatkan start dan 10 persennya habis untuk misuh-misuh dalam hati.

Tidak jauh jalur yang kami lalui, 15 KM, hanya separuhnya. Dikorting oleh panitia yang entah karena kasihan atau dikomplain oleh peserta.

Akhirnya jalanin ajalah, karena itu memang satu-satunya cara untuk menikmati memang harus menjalani dengan ikhlas. Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Blessing indisguised.

salah satu pemandangan yang Indah (dok.pri)
salah satu pemandangan yang Indah (dok.pri)

Wilayah yang banyak memiliki lokasi bersejarah terutama candi dengan bata putihnya ini memang memiliki pemandangannya indah.

Tapi tetap saja tidak bisa menikmati. Panas yang menyengat ditambah menuntun sepeda menjadikan hari itu bukan moment yang tepat untuk menikmati pemandangan.

Menuntun sepeda itu berat, lebih berat dari naik gunung. Yang menjadikan sangat berat itu, karena kami kena mental. Tidak sesuai ekspektasi. Niat kami bersepeda namun kenyataannya, harus menuntun sepeda, tidak hanya itu, dibeberapa tempat, walaupun sudah dituntun sepedanya juga tidak mau jalan.

Ketika sampai finishpun suara merdu dan goyangan dari para biduan tidak menggiurkan kami untuk berjoget. Kami lebih memilih bakso dan kopi diwarung sekitar.Apakah kami kapok? Sepertinya tidak. Walaupun itu tadi, harus misuh-misuh disepanjang jalan. 

hanya bakso dan kopi (dok.pri)
hanya bakso dan kopi (dok.pri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun