Tangga panjang tersebut berujung pada sebuah camping ground. Sebuah area datar di hutan pinus yang nyaman untuk camping. Disini kita akan kembali menemui sekumpulan batu, seperti diarea selfie dan sepanjang perjalanan. Namun yang disini sudah di modif dengan diberi gazebo diatasnya.
Di camping ground ini ada warungnya, jika terlupa air atau bahan makanan beli saja disini. Ada juga pancuran air untuk mengisi botol kosong.
Hawa yang sejuk seiring kabut yang mengiringi perjalanan, membuat rasa lelah seolah tidak terasa, hanya nafas yang semakin cepat keluar masuk melalui mulut.
Selepas dari Pinus Gragal yang ternyata berada di pinggiran hutan. Vegetasi berubah menjadi terbuka dengan ilalang dan semak. Pohon-pohon tumbuh berjauhan hingga terasa lebih lapang.
Kumpulan-kumpulan batu kembali akan banyak kita temui. Bahkan salah satu ada terlihat seperti ditata menyerupai punden berundak. Inilah yang pembeda di Jalur Puthuk Siwur. Banyak kumpulan-kumpulan batu yang entah hasil hasil cipta rasa karsa manusia atau memang murni buatan alam.
Batu-batu ini, bisa menjadi pilihan tempat selfie yang alami. Pengelola tidak perlu repot membuat tempat selfie artifisial yang kadang malah menjadi polusi pemandangan alam.
Setelah sekitar 45 menit berjalan, akhirnya sampai di Goa Bebek, Â yang merupakan kumpulan batu dan sebuah gazebo besar didirikan disitu. Sambil istirahat bisa berfoto-foto di area tersebut. Dari sini jika kita menengok keatas, akan samar-samar terlihat bendera dari Puncak Puthuk Siwur.