Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seorang Anak Yang Selalu Bahagia (Hidup Berdampingan dengan Penyandang Disabilitas Mental)

22 Juli 2022   10:48 Diperbarui: 22 Juli 2022   21:33 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mengumpulkan sampah untuk dijual(dok.pribadi)

Setiap makanan dan minuman yang diterimanya ditaruh di meja kemudian dia lanjut joget kembali. Anak-anak kecil yang mungkin teman bermainnya, ikut berjoget bersama.

Ketika jeda musik, terlihat dia memanggil teman-temannya untuk makan dan minum yang dia dapatkan dari orang. Walaupun -- maaf -- mempunyai keterbatasan namun jiwa berbaginya masih ada.

Namanya Imon Rosadi, penduduk desa itu yang mengalami disabilitas mental. Pernah kabur sampai ke Kabupaten Ngawi yang jaraknya ratusan Kilometer dari desanya.

Setiap harinya dia mencari rosok, bahkan sampai ke desa lain disekitarnya dengan mengendarai sepeda mini warna biru.

Dengan teman-teman bermainnya sangat akrab, dan bisa berkomunikasi. Dia beruntung hidup di jaman sekarang, dimana edukasi masyarakat sudah maju sehingga tidak terjadi perisakan terhadap dirinya. Teman-teman kecilnya bisa menerima dia apa adanya. Warga yang lain juga terlihat hanya tersenyum melihat tingkah Imon.

Dari caranya berjoget yang selalu tertawa menandakan kehidupannya lepas tanpa beban. Tidak ada intimidasi dari lingkungan sekitarnya. Penduduk desa tersebut sudah mahfum dengan keadaan Imon.

Masa puber (dok.pri)
Masa puber (dok.pri)

Namun satu yang bisa menjadi bomerang jika tidak ada yang mendampingi. Seperti remaja lainnya dia sedang mengalami masa Pubertas. Dengan keterbatasan yang dia miliki, kemungkinan akan sulit mengendalikan diri.

Semoga hanya bayangan saya saja. Tidak ada berita "Seorang Anak Muda berinisial IR dikeroyok massa karena melakukan pelecehan seksual."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun