Siang itu kami kedatangan tamu dari Liponsos Kota Surabaya. Liponsos adalah semacam tempat karantina atau rumah singgah bagi para Gepeng yang tertangkap razia di Kota Pahlawan.
Mereka mengantarkan warga Jombang yang selesai menjalani masa karantina. Ada 2 orang yang kebetulan tertangkap razia. Seorang perempuan yang ODGJ dan seorang lagi laki-laki yang pengamen.
Si perempuan langsung dijemput keluarganya. Sedangkan yang laki-laki harus menunggu beberapa saat di kantor kami.
"Klien kabuuuuurr!!!" teriak seorang staf yang mengingatkan pada sosok Ivan Gunawan baik cara teriaknya maupun gestur. Inilah yang menjadi pangkal histeria massal.
Kami yang sedang bersiap salat Jumat terkaget-kaget mendengar teriakan heboh bercampur aneh tersebut.
Sontak semua berlari ke depan dan beberapa orang mengejar sang klien tersebut. Untungnya belum terlalu jauh. Dan sang klien berhasil dibujuk dibawa kembali ke kantor.
Obrolan Tanpa Kopi
Sehabis salat Jumat saya pun iseng menanyai klien tersebut. Sembari saya sodorkan sebungkus rokok inter--yang isinya tinggal 2 batang.
Diplomasi rokok ini cukup berhasil mencairkan suasana. Memberikan rokok terakhir bagi orang lain, bagi para perokok, ini merupakan penghargaan yang sangat spesial karena berarti si pemilik rokok mempunyai keikhlasan yang sangat luar biasa.
Obrolan saya buka dengan menanyakan benjolan di wajahnya yang mirip bekas pukulan.
Seperti teman lama yang baru ketemu, obrolan terus mengalir seiring hembusan asap rokok.