Mohon tunggu...
Nadzir Albanna
Nadzir Albanna Mohon Tunggu... -

Pemuda (hampir) ganteng.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ngeyel With An Angel

23 Maret 2010   09:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Suka ngeyel!

Itu gelar "kera-tonan" yang biasa ditempelkan pada saya. Belok terang, saya ndak suka pelabelan, seperti salah satu status yang pernah kawan saya buat, "i hate to be labeled cuz it's just for syrup bottles".

Tapi ya mau gimana lagi? Yang ngasih saya label juga ndak bisa disalah-salahin amat. Coba deh, berkawan dengan saya seminggu saja. Nongkrong bareng, ngupi bareng, nonton bareng, masak bareng, ngrasani pemerintah bareng, jangan kaget kalo ujung-ujungnya tidur bareng.. Ups, Salah! Maksud saya, jangan kaget kalo ujung-ujungnya kisanak ikut-ikutan nyebut saya suka ngeyel!

Contohnya saat ini. Saya sedang dalam kondisi sangat fit untuk ber-ngeyel-ria.

Ngeyel kok pake fit-fitan...

Weish... Jangan salah... Ngeyel itu perlu energi loh!

****

Kalo kisanak sedang stress karena pekerjaan, percintaan, keuangan, saya sarankan KETIK REG KABUR dari sini. Saya khawatir kisanak misuh-misuh gara-gara mbaca notes saya yang ndak karuan ngeyelnya.

****

Tuhan.

Tuhan jelas ndak butuh apapun, ndak butuh siapapun, ndak butuh sesuatupun, bahkan ndak punya kebutuhan.

Beda pisan sama manusia. Shalat 5 kali sehari, maunya minta selamat dunia akhirat. Ngasih seceng sadaqah ke peminta-minta, pengen dibales 1 milyar sama Tuhan. Dikasih pacar, mau suami. Dikasih bini, mau poligami. Pokok'e manusia banyak maunya, banyak kebutuhannya.

Wajar. Namanya juga manusia. Yang ndak wajar, kalo kelakuan sudah seperti binatang, kok mau diperlakukan seperti manusia?

Maaf. Saya ndak nyepet apalagi menceramahi siapa-siapa. Saya menyumpahi diri saya sendiri kok. Tenang aja. ndak usah tersinggung.

Malaikat.

Angel (bukan Lelga), kalo kata orang jawa perempuan (baca: Bule) bilang. Angelus. Utusan. Kalo Mbak-yu-nani bilang.

Kita kenal ada beberapa dari sekian banyak jenis dan nama malaikat. Ndak saya sebut semua disini. Saya ini abangan ngeyel, ndak pantas menggurui kisanak soal nama-nama malaikat yang tentunya sudah kisanak hapal sewaktu masih berseragam putih merah. Tapi kalo keukeuh juga mau tau,silakan kisanak mampir ke Mpok Wikipedia aja.

Jibril. Sang penyampai wahyu.Israfil. Peniup sangkakala (sejenis terompet) kiamat.Raqib dan Atid pencatat amal manusia.Ridwan penjaga pintu surga.

Karena saya berbakat ngeyel sejak umur berdigit 1, saya bertanya kepada guru PAI SD saya dulu, "Pak, kan sekarang belum kiamat.. Lalu kerjaannya Israfil sementara menunggu kiamat apa?"

Pertanyaan itu muncul menyusul dipikiran saya selagi Israfil menunggu kiamat, ya Beliau kerjanya ngelap-ngelapin terompet (sangkakala).

Ngeyel kowe Dzir!!!

Ya harap dimaklumi... Namanya juga saya masih kecil waktu itu... Dan ndak ada sedikitpun niat saya untuk menghina makhluk Tuhan bernama malaikat.

****

Nah...

Pertanyaannya sekarang adalah kalau Tuhan tidak membutuhkan apapun, kenapa Tuhan menciptakan malaikat yang mempunyai tugas-tugas tertentu?Bukankah Tuhan Maha Kuasa? Bukankah bisa saja Ia melakukan apapun tanpa malaikat? Kalau Ia menugaskan malaikat, berarti Tuhan membutuhkan malaikat dong? Bukankah katanya Tuhan tidak membutuhkan apapun?

Kan...

Sudah saya bilang.... Kalau lagi puyeng, jangan mampir kesini. Bukannya saya ngusir, tapi khawatir kisanak misuh-misuh apalagi sambil nuduh saya yang bukan-bukan. Kan ndak baek nuduh yang bukan-bukan. Kalau mau nuduh mbok ya yang betul-betul, jangan yang bukan-bukan.

Tapi saya yakin, kisanak ndak begitu. Kisanak kan orang baik. Cakep lagi. (lumayan... nambah-nambah pahala bikin orang seneng)

Sudah senyum?

Nah... gitu dong. Kan manis...

****

Pertanyaan ngeyel itu muncul begitu saja. Tapi uniknya, jawaban ngeyel juga muncul begitu saja.

Mau tau jawaban ngeyel saya atas pertanyaan saya yang ngeyel?

Mari kita tanyakan kepada Galilleo!

Mari kita gali-gali kisah lama nyok!

(kepada makhluk yang bernama Pakde' Iblis, mohon maaf kalau saya mengungkit lagi luka lama antara kita)

Adam tercipta. Malaikat "bersujud" pada Adam yang dimuliakan Tuhan. Meski pada awalnya Malaikat sempat menanyakan "kebijakan" Tuhan menciptakan Adam. Sedang Pakde' iblis mbalelo. Emoh nurut perintah Tuhan untuk "sujud" pada Adam. Pakde' iblis sombongnya minta ampyun! Udah mah sombong, pendendam pulak!

"Lantas, apa hubungannya sama pertanyaan tadi Dzir?"

Ndak ada hubungannya. Cuma kebetulan pas lagi ngetik terlintas tentang kejadian ini di kepala, lalu menjalar ke jari, lalu jadilah. Kun! Fayakun!

Tapi tak apa, sebentar saya ngeyel, mencoba cari hubungannya...

Hmm...

Begini...

Tuhan sangat mencintai manusia. Bahkan dua makhluk pendahulu manusia, malaikat dan iblis diperintahkan untuk "bersujud" kepada Adam.

Tuhan sangat mencintai manusia. Bahkan malaikat diperbantukan untuk kehidupan manusia. Jadi, fokusnya adalah bukan Tuhan yang butuh malaikat, tetapi manusia yang butuh pertolongan Tuhan untuk menjalani kehidupan. Maka disanalah diperbantukan malaikat untuk manusia.

Tuhan sangat mencintai manusia. Karena Tuhan mencintai manusia, maka Ia mengajarkan manusia banyak hal. Salah satunya adalah mengajarkan manusia untuk rendah hati. Salah satu kerendah-hatian adalah pengakuan bahwasanya kita manusia ini lemah, pasti membutuhkan bantuan. Ini garis tegas antara Pencipta dan yang diciptakan. Dan Ia Yang Maha Penguasa segala Pengetahuan mengajarkan manusia ilmu manajemen. Pembagian tugas. Distribusi peran. Menghargai talenta orang lain.

Sekarang, pertanyaannya kita balik.

Kalau Tuhan mencintai manusia sebegitu besarnya, apakah kita mencintai Tuhan?

Albanna 2.0.10
Ngeyel with an angel...PS:

1. Everyday, i see an angel. My mother is.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun