Padahal kalau kalimat pengandaian itu sampai keluar sejatinya kita sedang mendidik siswa untuk meragukan takdir.
Apapun yang telah terjadi biarlah terjadi. Jadikan hasil yang ada sebagai evaluasi tanpa melibatkan kata pengandaian di dalamnya.
Siswa boleh kalah lomba dan mengambil pelajaran dari sana. Jangan nodai pelajaran itu dengan kalimat penyesalan dan pengandaian yang justru akan merusak cara pandang anak terkait takdir.
Hal yang sama sejatinya berlaku dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terutama berkaitan dengan sesuatu yang tidak sesuai keinginan.
"Seandainya dia tidak pergi pasti tidak mengalami musibah."
"Seandainya tidak keluar pekerjaan di sana mungkin jabatannya sudah tinggi."
Dan kalimat pengandaian lainnya.
Benar bahwa setiap manusia harus berikhtiar semaksimal mungkin agar mendapat hasil terbaik.
Tapi di atas semua itu ada yang lebih tinggi. Keyakinan.
Yakin. Bahwa setiap yang terjadi pada diri kita, entah baik maupun buruk, sudah ada yang mengatur. Sudah ada yang menggariskan.
Nah, reaksi kita atas itu semualah yang perlu kita jaga.