Dalam dunia perdagangan/trading, salah satu faktor yang sangat mempengaruhi nilai mata uang suatu negara adalah kinerja sektor ritel. Core Retail Sales adalah salah satu indikator ekonomi penting yang digunakan untuk mengukur performa penjualan ritel di Amerika Serikat. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu Core Retail Sales dan bagaimana pengaruhnya terhadap mata uang USD.
Apa itu Core Retail Sales? Core Retail Sales adalah indikator ekonomi yang dirilis bulanan oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Indikator ini mengukur total nilai penjualan ritel di AS, termasuk semua produk kecuali mobil, yang biasanya dianggap sebagai variabel yang sangat fluktuatif dan dapat mempengaruhi perhitungan. Karena itu, Core Retail Sales lebih sering dianggap sebagai indikator yang lebih akurat dalam mengukur performa penjualan ritel.
Indikator ini dibagi menjadi dua kategori: penjualan ritel inti dan penjualan ritel total. Penjualan ritel inti mencakup penjualan barang-barang yang lebih mendasar seperti makanan, minuman, produk kesehatan, perawatan pribadi, dan lain sebagainya. Sementara itu, penjualan ritel total mencakup seluruh jenis produk yang dijual di sektor ritel, termasuk kendaraan bermotor, bahan bangunan, dan lain sebagainya.
Pengaruh Core Retail Sales terhadap mata uang USD Karena AS adalah salah satu ekonomi terbesar di dunia, perubahan dalam performa penjualan ritel di negara ini dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang USD. Jika Core Retail Sales melampaui ekspektasi pasar, ini dapat menyebabkan penguatan nilai tukar USD. Sebaliknya, jika Core Retail Sales di bawah ekspektasi, nilai tukar USD dapat melemah.
Hal ini terjadi karena peningkatan Core Retail Sales menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang tumbuh dan membaik. Ini dapat menarik minat investor untuk membeli mata uang USD, karena mereka percaya bahwa ekonomi AS akan terus tumbuh dan berkembang. Di sisi lain, penurunan Core Retail Sales menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang mengalami perlambatan. Ini dapat mengurangi minat investor untuk membeli mata uang USD dan mengurangi nilai tukar mata uang tersebut.
Selain itu, perubahan dalam Core Retail Sales juga dapat mempengaruhi kebijakan moneter Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Jika Core Retail Sales meningkat, The Fed dapat mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga untuk mencegah terjadinya inflasi. Kenaikan suku bunga dapat menarik minat investor untuk membeli mata uang USD, yang dapat memperkuat nilai tukarnya.
Namun, jika Core Retail Sales menunjukkan penurunan, The Fed mungkin mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga. Hal ini bertujuan untuk mendorong konsumen dan perusahaan untuk meminjam dan menghabiskan uang mereka, sehingga dapat meningkatkan performa penjualan ritel. Namun, penurunan suku bunga dapat mengurangi minat investor untuk membeli mata uang USD, yang dapat mempengaruhi nilai tukarnya.
Contoh pengaruh Core Retail Sales terhadap mata uang USD Mari kita lihat contoh pengaruh Core Retail Sales terhadap mata uang USD pada bulan November 2022. Pada bulan ini, Core Retail Sales meningkat sebesar 1,7% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, melebihi ekspektasi pasar sebesar 0,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang tumbuh dan performa penjualan ritelnya kuat.
Sebagai hasil dari peningkatan Core Retail Sales, nilai tukar mata uang USD menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Investor terlihat lebih percaya terhadap ekonomi AS dan menganggap bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, yang dapat menarik minat investor untuk membeli mata uang USD.
Namun, pada bulan Desember 2022, Core Retail Sales mengalami penurunan sebesar 0,2%, di bawah ekspektasi pasar sebesar 0,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa performa penjualan ritel sedang menurun dan dapat mengindikasikan adanya perlambatan ekonomi.
Sebagai akibatnya, nilai tukar mata uang USD melemah terhadap beberapa mata uang utama. Investor mulai khawatir bahwa ekonomi AS mungkin tidak tumbuh secepat yang diharapkan dan The Fed mungkin perlu menurunkan suku bunga untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mengurangi minat investor untuk membeli mata uang USD dan menurunkan nilai tukarnya.