Mohon tunggu...
ALBAHRI
ALBAHRI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sebaik-baik orang yang bermanfaat kepada sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Menjadi Anak Tiri

25 November 2024   20:54 Diperbarui: 25 November 2024   21:25 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Albahri | IG: @Ruhbaru77
Ungkapan manusia yang paling berpengaruh di dunia ini menurut Michael Hart, "saya diutus untuk menjadi guru" (HR. Ad Darimi) artinya begitu besar kedudukan guru. Mengambil profesi Nabi dan Rasul, menjadi pelita dikala gelap, menjadi penunjuk jalan menuju cahaya kebenaran. Penguasa pada masa keemasan Islam, sangat menghormati dan memberi kesejahteraan yang luar biasa kepada guru.

Bagaimana di Indonesia, kesejahteraan jatuh kepada pegawai BUMN, pejabat tinggi, profesi perusak moral anak bangsa, semua diberi apresiasi kesejateraan yang luar biasa, akan tetapi Guru mendapat gelar pahlawan saja, apalagi yang honorer.

Pembentuk karakter anak bangsa, tidak diharapkan bergaji tinggi karena dikhawatirkan tidak ikhlas, itu salah satu alasan berkedok agama, padahal digaji bukan dari uang mereka, hanya diharapkan kebijakan dan keperpihakan kepada guru terutama honorer.

Ada lagi aturan dibuat-buat, tidak sesuai nilai Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seakan SDM mumpuni hanya ada di sekolah Negeri, SDM handal hanya ada di Negeri, sehingga praktis guru yang dari luar negeri (swasta) menjadi anak tiri, tidak bisa mendaftar menjadi ASN, apa salahnya diterima lalu bersaing sehat lewat tes yang dibuat.

Kasus dikotomi negeri dan swasta memang pernah terjadi pada pemerintahan Soeharto, pernah juga dikotomi pelajar agama tidak boleh mendaftar TNI tetapi itu semua sudah dihapus, kini muncul kembali, swasta mundur dulu, biar semua yang dari negeri dipersilahkan mendaftar walau banyak dari swasta sudah mengabdi puluhan tahun, dikalahkan oleh yang hanya 3 tahun mengabdi hanya karena status negeri, padahal jauh lebih banyak swasta di Republik ini, gajinya nanti sumbernya semua dari rakyat tanpa ada penyaringan oh ini uang pajak dari ASN, ini dari rakyat biasa.

Mereka merana hanya karena kebijakan itu, harapan mereka di honorer terlalu menyayat hati nan pilu, berharap ada peningkatan kesejahteraan ketika menjadi aparatur negara, tetapi apa daya, kalian yang honorer di swasta dihadang lewat aturan setengah tertulis dan setengah matang dan saling lempar tanggung jawab oleh elit, dan mereka berhasil mempermainkan waktu, padahal waktu berjalan terus, janji manis terhembus seperti angin surga setiap menjelang perhelatan pemilu. Berharap tulisan yang bersumber dari guru honor ini sampai ke pak Menteri baru yang kita tahu latar belakang organisasi sekolahnya banyak dari swasta.

Semoga guru yang menjadi anak tiri ini, menjadi fokus perbaikan SDM bangsa menuju Indonesia emas 2045.
#HariGuru #HGN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun