Mohon tunggu...
ALBAHRI
ALBAHRI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sebaik-baik orang yang bermanfaat kepada sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eril Kahn Mumtadz

14 Juni 2022   08:02 Diperbarui: 14 Juni 2022   09:21 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#ERIL EMMERIL KAHN MUMTADZ
(1 Nyawa Manusia sangat berharga)

Media meliput dan semua orang melihat penyambutan jenazahnya luar biasa, sesuai dengan namanya "mumtaz/Cum laude" terbaik, semoga almarhum diberi rahmat oleh Allah di alam sana.

Jenazah Eril Ditemukan oleh seorang Guru yang bersahaja di Swiss, sebelumnya sudah dilakukan pencarian dimana-mana melibatkan kepolisian, tim rescue, anjing pelacak, teknologi laser, pendeteksi, drone, namjn hasilnya nihil, ternyata takdirnya ditemukan oleh orang yang kira-kira sefrekuensi bersahajanya hati ibu guru tersebut dengan almarhum.

 Walau banyak orang yang takut mati karena tenggelam, tetapi ada kabar gembira dari Rasulullah bahwa mati seperti kondisi Eril, termasuk dalam kategori syahid.

Orang yang mati syahid ada lima, yaitu orang yang mati karena tha'un, orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah." (HR. Bukhari, No. 2829 dan Muslim, No. 1914)

Dari sudut lain saya melihat, luar biasa pencarian mayat manusia jika meninggal, saya membayangkan jika yang meninggal itu orang yang sangat diharapkan kematiannya, pasti tidak akan dicari kemana-mana. 

Jika yang mati itu seekor ayam atau anjing, tidak seheboh itu pencariannya, karena memang beda, manusia yang umurnya pernah bermanfaat pasti menyisakan kebaikan-kebaikan dan itu semua akan mendapatkan nilai yang berharga dari manusia maupun dari sisi Allah. 

Beda manusia dengan binatang, manusia begitu terhormat karena adanya pembebanan kepadanya sehingga ada LPJ di hari akhir nanti, binatang tidak diberi hak istimewa sehingga seluruh hidupnya hanya untuk makan, minum, menikah, mati, selesai. Manusia ada juga yang ingin seperti binatang dengan mengatakan di depan Allah nanti, jadikan saja saya tanah kembali seperti binatang yang tidak akan diberi balasan atas tindakannya di dunia.

Ada orang dengan mudahnya membunuh sesama manusia, ada yang meledakkan bom atau diledakkan di tempat keramaian lalu mengatas namakan kelompok agama tertentu keji diatas keji tuduhan tersebut, pembunuhannya juga sangat zalim dengan banyaknya manusia yang mati, ada laki-laki dengan entengnya membunuh teman perempuan akrabnya  hanya karena hamil, ada perempuan dengan entengnya membunuh bayi dalam rahimnya hanya karena malu, ada orang tua membunuh anak-anaknya karena takut miskin, ada juga yang membunuh dirinya sendiri karena beban dan malu, ada juga komunitas orang membunuh komunitas manusia dengan program-program yang sudah direncanakan matang seperti penjualan senjata, membuat konflik, depopulasi dengan agenda manakuti SDA yang sudah terbatas sedangkan SDM setiap hari bertambah, sehingga manusia harus dikurangi bagaimanapun caranya, padahal dunia ini sangat luas SDA yang disediakan Pencipta pasti sudah ada.

Kembali ke Eril, yang dicari sekitar 14 hari baru ditemukan jasadnya, artinya nyawa manusia sangat berharga, diri ini tidak seperti binatang yang diacukan kematiannya.

Tetapi mengapa masih banyak orang dengan entengnya membunuh ataupun membunuh dirinya. Membunuh 1 nyawa manusia seakan sama dengan membunuh seluruh manusia di dunia ini kata Allah di dalam surat Al Maidah 32 (faka_annama qatalannasa jami'an)

Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455) Bahkan di konteks yang lain, hancurnya Ka'bah masih lebih ringan di sisi Allah dibandingkan 1 nyawa manusia.

Eril mengajarkan kita, sangat berharganya 1 nyawa manusia, dicari dengan segenap sumber daya yang dipunyai, ditunggu jutaan manusia, kematian yang mumtaz, karena syahid di jalan Allah.
Semoga menginspirasi.
IG: @ruhbaru77
ALBAHRI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun