Melalui Pendidikan dan Pengetahuan. Pelajari lebih lanjut tentang konsep Maqasid Syariah. Baca buku, artikel, atau ikuti ceramah yang membahasnya. Pemahaman yang baik akan membantu kita mengenali tujuan-tujuan syariah secara lebih mendalam. Sesuai prinsip hifdzul Aqel.
Dengan cara merefleksi Pribadi  Selama puasa, luangkan waktu untuk merenung dan memeriksa diri. Pertanyakan apakah tindakan kita selaras dengan nilai-nilai Islam dan apakah kita telah mencapai tujuan-tujuan agama. Ini prinsip hifdzul Dien.
Ibadah dengan Kesadaran. Saat beribadah, seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berdoa, lakukan dengan kesadaran penuh. Ingatkan diri kita tentang tujuan di balik setiap ibadah dan bagaimana itu berkontribusi pada Maqasid Syariah.
Berbuat Baik kepada Sesama juga metode terbaik Makosid syariah. Â Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berbuat baik kepada orang lain. Berbagi makanan, memberikan sedekah, dan membantu yang membutuhkan adalah cara nyata menerapkan prinsip Hifdzu An-Nafs ( ), menjaga nyawa.
Pengelolaan Harta dengan Adil. Selama Ramadhan, kita memberikan zakat dan bersedekah. Pastikan kita mengelola harta dengan adil dan sesuai dengan prinsip .Hifdzu Al-Mal ( ).
Kesalehan dalam Berpuasa. Selain menahan diri dari makan dan minum, puasa juga bertujuan untuk meningkatkan kesalehan individu. Pertimbangkan bagaimana kita dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah selama bulan suci ini.
Ingatlah bahwa Maqasid Syariah adalah panduan untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam. Harapannya kita semua dapat menerapkan prinsip-prinsip ini dengan baik selama Ramadhan.
Sekarang kita bahas Puasa. Puasa dalam perspektif Maqasid Syariah memiliki dimensi yang lebih dalam daripada sekadar aturan formalistik. Selain memperhatikan syarat-syarat dan rukun-rukunnya, puasa juga mengandung nilai-nilai filosofis dalam hukum Islam.
Berikut adalah tiga nilai Maqasid Syariah yang terkandung dalam ibadah puasa Ramadan: Pertama. Peningkatan Keimanan (Hifz Din). Puasa membantu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita lebih dapat untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Kedua. Pendidikan Karakter (Hifz Nafs). Puasa melibatkan pengendalian diri dan kesabaran. Ini membentuk karakter kita, mengajarkan kesederhanaan, dan membantu mengatasi hawa nafsu.
Ketiga. Kepedulian Sosial (Hifz Mal). Puasa mengajarkan kita tentang empati dan kepedulian terhadap sesama. Kita merasakan lapar dan haus, sehingga lebih memahami penderitaan orang lain. Dalam konteks ini, berbagi dengan yang membutuhkan menjadi penting.