Akhirnya Komisi II DPR-RI ,Kendagri dan KPU, menyepakati Pilkada dilanjutkan , dengan memperketat protokol kesehatan. Walaupun Ormas keagamaan terbesar NU dan Muhammadiyah menginginkan di tunda.Â
Mantan Wapres Jusup kala Menyampaikan agar Pilkada 9 Desember 2020 ditunda, sampai , Vaksin Covid 19 ditemukan. Padahal Bahaya Covid 19 semakin nyata. Ketua dan dua Anggota KPU RI juga positif Covid19.
Kenapa Pilkada 9 Desember 2020 dilanjutkan, padahal bahaya Covid19 sedang mengganas?, Kenapa Suara NU dan Muhammadiyah kurang didengarkan? Apakah Pilkada lebih menjamin keselamatan nyawa manusia , ataukah justru kerumunan aktivitas Pilkada akan membahayakan Nyawa manusia?
3 bulan pertama PSBB DKI ,Maret hingga Mei 2020 awal mencekamnya bahaya Covid19 tapi hingga saat ini sudah 7 bulan Covid19 malah makin mengganas. Beberapa Mentri kabinet Jokowi juga kena Covid19, mantan mantan Mentri meninggal karena Virus itu, bahkan Sekda DKI juga meninggal karena positiv virus mematikan itu. Dan banyak lagi kasus yang semakin riil bahwa Corona benar benar nyata.
Karena keputusan DPR-RI , Mendagri dan KPU memutuskan Pilkada dilanjutkan, maka itulah keputusannya, semua perlu mengamankan kebijakan itu dengan memperketat protokol kesehatan.Â
Karena sebenarnya dalam pilkada kerumunan masa, sosial distancing, bersalaman akan sulit dilaksanakan , karena pertemuan warga seringkali tanpa direncanakan. Dan kandidat justru perlu adanya kerumunan masa untuk menyampaikan visi misinya.
Semoga semua sadar baik kandidat maupun pemilih , dalam melaksanakan tahapan Pilkada, agar lebih mementingkan kesehatan dan nyawa warga , dibandingkan ambisi untuk menjadi penguasa.
Subhan A Bisyri Marzuki
Jakarta 22.09.20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H