Detik Detik persiapan kemerdekaan masih diperdebatkan antara Sukarno --Hatta dan Sjahrir. Sjahrir yang mengetahui Jepang takluk terhadap sekutu ingin segara Proklamasi itu dilakukan.
Saat Sukarno dan Hatta gagal dapat konfirmasi resmi dari otoritas Jepang . Maka, Segera menemui Laksamana Maeda Tadashi untuk mendapatkan kepastian informasi.
Pada saat ditanya Perihal Menyerahnya Jepang, Meida tidak bias menjawab. Dari situ Sukarno --Hatta makin yakin bahwa Jepang sudah berhasil ditundkkan.
Melalui Jaringannya telah mengkondisikan agar persiapan kemerdekaan dipercepat, rekan rekan mahasiswa dan kelompok pemuda di berbagai daerah luar Kota Jakarta menunggu detik detik proklamasi, termasuk di Cirebon yang menjadi basis Pendidikan Nasional Indonesia. Jadi bagi Sjahrir tidak sulit untuk mengumpulkan masa di Cirebon.
Para Pemuda Cirebon atas pengkondisian Sutan Syahrir ingin secepatnya memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia. Agar kemerdekaannya diketahui oleh dunia Internasional bahwa kemerdekaannya bukan hadiah dari Jepang.
Syahrir yang rajin mendengarkan Radio BBC, mengetahui berita bahwa Jepang menyerah pada sekutu. Maka mendesak segera Agar Bung Karno segera Memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia.
Namun Karena situasi Jakarta saat itu secara politik sedang kurang kondusif. Maka, Bung Karno lebih memilih untuk tidak terburu buru. Karena Jepang secara defacto masih berkuasa di Indonesia , bila dipaksakan maka bisa terjadi pertumpahan darah.
Sutan Syahrir memegang jaji Bung karno yang akan membacakan teks proklamasi keerdekaan secepatnya, tetap mendesak Ir Soekarno agar memproklamirkan kemerdekaannya. tapi hingga petang hari tanggal 15 Agustus 1945 belum juga pembacaan teks Proklamasi, sementar pemuda pemuda Cirebon sudah resah berkumpul di Alun Alun Kejaksan.
Ahirnya Dokter Sudarsono membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia , di perempatan jalan dekat alun alun kejaksan Cirebon tersebut, Sebelum teks Proklamasi itu dibacakan didaerah manapun termasuk di Jakarta.
Namun sayangnya jejak naskah proklamasi itu entah kemana, yang tersisa hanya Tugu Proklamasi Cirebon sebagai saksi sejarah kemerdekaan yang pertama di Indonesia.
Setelah pembacaan "Proklamasi Cirebon". Keesokan harinya. Pada tanggal 16 Agustus jam 03.00 WIB sekelompok pemuda yang tidak sabar ingin segera merdeka menculik Bung Karno ke Rengasdengklok Karawang.Â
Barulah keesokan harinya tanggal 17 Agustus ,naskah proklamasi kemerdekaan yang diketik oleh Sayuti Melik tersebut dibacakan dan berita kemerdekaan di siarkan di seluruh pelosok negri.
Mulailah Pekik ,Merdeka... Merdeka.... Merdek terdengar dimana mana.