Tahukah kalian bahwa berkirim pesan lewat email bisa memicu naiknya perubahan iklim lho, kok bisa? Ya, tanpa kita sadari dalam setiap harinya populasi penduduk di seluruh dunia pasti-nya menggunakan aplikasi email untuk mengirim pesan melalui internet baik itu dari pekerjaan kantor, tugas sekolah dan lainnya.
Terus gimana si mekanisme email bisa menghasilkan emisi karbon dan apa hubunganya sama iklim global?
Nah, dimulai dari email yang tidak pernah terhapus, itu secara otomatis akan tersimpan di dalam cloud atau yang sering kita sebut sebagai tempat penyimpanan file-file secara digital dimana akhirnya akan dikelola oleh mesin pusat data (data center) yang membutuhkan asupan daya listrik yang cukup besar, dimana sebagian besar masih menggunakan bahan bakar fosil seperti hal-nya minyak bumi dan batu bara, dari hal itulah yang memicu pada peningkatan produksi emisi karbon.
Dikutip dari Republika.co.id - Eco2 Greetings telah melakukan perhitungan secara spesifik, bahwa email berbasis teks memancarkan sekitar kurang lebih 4 Gram CO2e (setara dengan karbon dioksida).Â
Rata-rata per tahun-nya pengiriman email bisa menghasilkan sekitar 136 Kilogram CO2e, dimana emisi karbon yang dihasilkan mempunyai dampak hampir sama dengan mengemudi mobil bertenaga gas yang berjarak sekitar 200 mil.Â
Sehingga terjawab bahwa email menyumbang emisi karbon itu benar adanya. meskipun kecil, penggunaan email juga semakin meningkat per-harinya yang bisa beerdampak pada pemanasan global.
Dan akhir-akhir ini gerakan serentak menghapus sampah email menjadi trend di kalangan media sosial. Terutama dari banyak pengguna email yang menyerukan untuk menghapus email sampah atau spam yang tidak penting guna menyelamatkan bumi dari pemanasan global.Â
Meskipun secara garis besar menghapus sampah email atau spam tergolong sedikit persentasenya, setidaknya bisa mengurangi dampak emisi karbon.Â
Semisal satu orang bisa menghapus 10 sampah email perhari, dan hal itu dilakukan oleh seluruh penduduk di seluruh dunia, dari situ penggunaan energi yang dipakai buat menyimpan sampah email relatif sedikit dan jumlah emisi karbon yang dihasilkan juga akan berkurang.
Namun, Pada faktanya perkembangan emisi karbon semakin meningkat per tahunnya, dari dunia digital sendiri berkontribusi cukup besar dalam perubahan iklim yang kedepannya semakin tidak menentu. seperti dalam penggunaan email dan media sosial lainnya yang dalam sehari-harinya membutuhkan mesin pusat data (data center) untuk mengelolanya.
Mesin-mesin tersebut pastinya membutuhkan asupan energi listrik yang relatif besar, tak jarang perusahaan pengelola data center masih menggunakan bahan bakar seadanya seperti bahan bakar fosil.Â
Parahnya dari pembakaran fosil tersebut diperparah dengan  penggunaan gas rumah kaca berlebih yang menambah perkembangan emisi karbon (Co2) di seluruh dunia dan berakhir terperangkap di atmosfer yang berakibat fatal pada iklim bumi sendiri.
Untuk itu perlu tenang, apa solusinya
Dari Menghapus email saja tidak akan berdampak signifikan terhadap pengurangan emisi karbon. Akan tetapi menghapus email memang menjadi cara termudah untuk mengurangi jejak karbon di komputer atau smartphone anda.Â
Selain itu, pengguna juga bisa berhenti berlangganan email yang tidak diperlukan. Atau pelanggan disarankan untuk menghapus email tersebut setelah membacanya.Â
Dari hal itu semua perusahaan penyedia data center harus melakukan inovasi atau perubahan  dari pengelolaan data-data digital secara signifikan. Mungkin bisa menggunakan green data center yang ramah lingkungan, sehingga perkembangan emisi karbon semakin berkurang dan iklim global akan seimbang dengan semestinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H