Mohon tunggu...
Albaar Rubhasy
Albaar Rubhasy Mohon Tunggu... -

Seorang akademisi di bidang Teknologi Informasi dan mahasiswa program Doktor Ilmu Komputer. Kini menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pertumbuhan Jumlah Pengguna Internet Indonesia: Kuantitas Vs Kualitas Pengguna

2 November 2012   06:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:05 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



sumber: up-samiaji-9e.blogspot.com

Kompas pada kanal tekno.kompas (01/11/2012) terdapat artikel yang menyoroti tentang pertumbuhan pengguna internet Indonesia yang mencapai sekitar 55 juta pengguna. Jika dilihat, jumlah tersebut memang jumlah yang tidak kecil. Namun, apabila pencapaian tersebut dibandingkan terhadap target WSIS, Indonesia masih memiliki banyak PR untuk menggenjot jumlah pengguna internet tanah air. Berdasarkan target WSIS, pada tahun 2015 Indonesia berkomitmen untuk  menghubungkan separuh dari penduduk Indonesia dengan internet. Dengan kata lain, secara matematis Indonesia masih harus mencari lebih dari 60 juta pengguna internet baru.

Permasalahan Kuantitas Pengguna Internet

Kita boleh saja berbangga diri sebagai pengguna telepon seluler terbesar ke-5 (220 juta),  pengguna facebook terbesar ke-3 (43 juta), dan  pengguna twitter terbesar ke-5 (20 juta) di dunia. Namun faktanya secara kuantitas Indonesia masih memiliki gap yang sangat jauh dibandingkan dengan target yang ingin dicapai dalam waktu sekitar 2 tahun ke depan. Namun, sebenarnya apa akar permasalahan yang menyebabkan lambatnya penetrasi internet di masyarakat?

Menurut saya, rendahnya penetrasi internet tersebut disebabkan oleh belum meratanya "jalan raya" yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Yang dimaksud dengan "jalan raya" di sini adalah infrastruktur jaringan broadband atau pita lebar. Nah, fasilitas "jalan raya" ini hanya dapat dinikmati oleh kebanyakan orang yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dsb. Namun, apabila kita berada di luar kota-kota tersebut, yang tersedia hanyalah "gang sempit" yang ibaratnya kalau mau papasan saja menyulitkan orang. Inilah yang akhirnya dapat men-discourage pengguna internet pemula untuk memberdayakan lebih lanjut internet di kehidupannya sehari-hari.

Memang ini merupakan permasalahan bangsa yang harus diselesaikan bersama oleh Pemerintah dan Industri Telekomunikasi untuk menciptakan "lingkungan" yang baik dalam rangka peningkatan penetrasi internet di daerah-daerah. Untuk itu, harus ada formulasi kebijakan yang dihasilkan oleh Pemerintah (dalam hal ini Kementerian Kominfo) untuk mendorong penyebarluasan jaringan pita lebar di Indonesia. Memang Pemerintah sudah melakukan upaya dengan meluncurkan Program Strategis Palapa Ring. Namun, pada akhirnya konsorsium yang telah dibentuk hanya menyisakan PT. Telkom. Jika penggelaran jaringan di bawah tanah menemui kendala, ternyata yang di atas tanah juga menemui kendala. Pemerintah sampai kini masih berkutat dengan kisruh di kanal 3G yang dampaknya akan menghambat implementasi teknologi 4G atau LTE.

Permasalahan Kualitas Pemanfaatan Internet

Disamping masalah jumlah pengguna internet yang masih harus digenjot, ternyata kita juga masih memiliki masalah pemanfaatan internet. Internet merupakan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Setiap orang dapat memilih, apakah ia memanfaatkan internet untuk hal yang positif atau sebaliknya untuk hal yang negatif. Walaupun saya tidak punya statistiknya, namun rasanya penggunaan internet oleh masyarakat kita kurang dimanfaatkan untuk hal yang positif. Sebagai salah satu pengguna facebook dan twitter terbesar di dunia, masih banyak yang menggunakan media sosial tersebut hanya sekedar update status, posting foto-foto narsis, sampai yang ke arah negatif seperti cyber bullying, belum lagi kasus pemerkosaan akibat berkenalan dengan orang yang tidak dikenal di media sosial. Padahal internet dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, memasarkan dagangan secara online, dsb.

Untuk meminimalisir dampak negatif dari internet, tidak cukup dengan mengaplikasikan teknologi content filtering karena bagaimanapun yang namanya teknologi pasti memiliki celah. Yang terpenting adalah bagaimana kita membentuk mindset para pengguna internet, khususnya pengguna internet pemula. Di sini edukasi mengenai pemanfaatan internet yang positif sangat dibutuhkan. Dalam hal ini pemerintah telah memulai program yang diberi nama "Internet Sehat" yang merupakan kegiatan berbasis komunitas yang berupaya untuk mengedukasi pengguna internet agar menggunakan internet untuk hal-hal yang positif. Di samping itu, peranan orang tua serta kerabat terdekat juga sangat penting dalam melakukan edukasi kepada pengguna internet pemula. Oleh karena itu, orang tua tidak boleh "GapTek" dan harus "melek IT" karena perlu disadari bahwa "buta" terhadap IT dalam Era Informasi saat ini sama dengan "buta aksara". Ini adalah analogi yang seringkali kita dengar karena teknologi berkembang dengan sangat pesat dan kita senantiasa harus mengupdate pengetahuan kita agar tidak menjadi masyarakat yang "terbelakang" secara teknologi.

Sebagai penutup, kita harus menyadari bahwa peningkatan penetrasi internet memang penting sebagai bentuk pemerataaan akses terhadap informasi. Akan tetapi kita juga tidak boleh abai terhadap masyarakat selaku pengguna internet tersebut. Kita harus senantiasa melakukan edukasi yang berkelanjutan mengenai manfaat positif dari teknologi internet agar masyarakat dapat meningkatkan kualitas serta taraf hidupnya dan diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan daya saing bangsa Indonesia di kancah global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun