Mohon tunggu...
Al Azzis
Al Azzis Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa SI Komunikasi

penulisan ini bentuk pengenalan sebagai peran mahasiswa, Terbuka Membagi informasi serta pengalaman yang menjadi acuan untuk bertahan hidup dalam kondisi negara kami, Kondisi kelemahan Mata Uang Rupiah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Ayah Menjadi Seorang Parkiran Pasar Cedrawasi

6 Oktober 2024   08:42 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:15 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menjadi ayah sebagai juru parkir di pasar cedrawasi metro lampung. dokpri

Setengah hari langkah menjadi juru parkir, namun seorang laki laki yang cukup berusia menyususuri hidupnya menjadi parkir di cendrawasi, menjadi saksi biksu seorang ayah mampu bertangung jawab dengan kebutuhan pada keluarga nya. Namun kemudian seiring waktu laki-laki ini tidak menjaga parkir saja melaikan mencari serabutan yang lain untuk membiaya istri dan anak-anaknya sudah masih bersekolah.

Menyambung hidup ini mampu terus bertahan laki-laki ini setia dan mencintai pekerjaan, yang mestinya mprolehan dari juru parkir di pasar cendrawasi, meskipun  membiaya hidup ini lebih dan banyak kebutuhan, penghasilan dari parkir Pas-Pasan. Namun dengan tetap bertahan biaya hidup dan kecukupan setiap hari seorang laki-laki ini mencari menyasambi dengan mencari pekerjaan sebagai serabutan pasar, hal mengangkut barang Menurunkan barang.

Pertanyaan sering kali muncul di benak orang-orang yang melihatnya, "Kenapa menjadi tukang parkir?" Jawabannya sangatlah sederhana. ayah laki-laki ini: memilih jalur ini karena tidak memerlukan modal dan lebih memilih untuk tidak merepotkan keluarga anak -anaknya yang sedang sibuk dengan kehidupan sekolahan. "Kalau saya jualan makanan kan perlu modal, tapi kalau jadi tukang parkir kan nggak perlu modal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun