American Society of Heating, Refrigerating, and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) mendefinisikan kualitas udara dalam ruangan yang baik dimana 80% orang merasa nyaman saat menghirup udara di ruangan tersebut (tidak berbau dan tidak menimbulkan hawa panas) dan menjadi penanda kadar Karbon Dioksida (CO2) di ruangan tersebut rendah sehingga para penghuni ruangan tersebut nyaman untuk menghirup udaranya.
Pada densitas rendah, karbon dioksida tidak berbau dan tidak merasa panas. Namun, apabila CO2 meningkat maka akan terjadi peningkatan suhu dan bau pada udara. Selain itu, ventilasi gedung yang tidak memadai juga dapat meningkatkan kelembapan dan jamur yang berlebihan sehingga dapat membuat kadar CO2 di udara meningkat. Meningkatnya kadar karbon dioksida (CO2) di udara dapat mengganggu produktivitas dan pengambilan keputusan.
Kadar karbon dioksida udara yang tinggi dapat mengganggu produktivitas karena membuat penghuni menjadi kekurangan kadar oksigen yang bisa berefek menyebabkan mengantuk, pusing, dan sebagainya.
Menurut Lawrence Berkeley National Laboratory di Amerika Serikat, "Pada sembilan skala kinerja pengambilan keputusan, subjek uji menunjukkan pengurangan yang signifikan pada enam skala tingkat CO2 sebesar 1.000 bagian per juta (ppm) dan pengurangan yang besar pada tujuh skala sebesar 2.500 ppm. Penurunan kinerja yang paling dramatis, di mana subjek dinilai sebagai 'disfungsional', adalah untuk mengambil inisiatif dan berpikir secara strategis. Penelitian ini menantang kebijaksanaan konvensional bahwa konsentrasi CO2 5.000 ppm adalah batas kerja yang dapat diterima di lingkungan kerja".
Hal ini dapat berdampak pada pekerja kantor, instruktur, mahasiswa, dan profesional medis yang membutuhkan fungsi kognitif untuk mengambil keputusan yang kritis dan tepat sehingga kemampuan tersebut dapat menurun. Oleh karena itu, pemantauan kadar CO2 di ruangan sangat penting karena menyangkut produktivitas dan pengambil keputusan seseorang.
Sumber: Pengaruh Kadar Karbon Dioksida Yang Tinggi Terhadap Produktivitas & Pengambil Keputusan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H