Mohon tunggu...
Vadlan Labulango
Vadlan Labulango Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Kalau sudah jadi orang jangan lupa orang-orang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ilusi Romantisme Budak Cinta

24 Januari 2020   19:54 Diperbarui: 24 Januari 2020   19:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mewarna rembulan malam hari, tak secerah saat kulihat wajahnya malam ini
Untuk mencuri mata sayunya tatapanku harus secepat peluru
Tatapannya melebihi rantai hipnotis yang membawaku dalam mimpi  semu
Ingin kututurkan kata demi kata kepadanya tapi bibirku hanya bisa melata
Anganku tak henti berharap walau kutahu ia tak akan pernah tau
Rasa lelah memendam rasa ini Ingin kuungkapkan semua meski tanpa akhir terindah.
Aku hanya bisa diam hingga segala rasa harus padam dan berakhir

Nestapa kini menghampiriku di pertengahan kalimat yang mau ku utarakan
Angin malam seolah berbisik padaku bahwa rasa ini tak harus diperjuangkan
Seharusnya rasa itu di dihilangkan
Yang seharusnya diperjuangkan adalah yang membutuhkan
Asing dalam rasa ini lebih baik dari pada asing dalam perkawanan

Untukmu yang sambil diskusi untukmu yang suka bernyanyi
Tak semua kata yang dapat ku ucap padamu
Aku bagai tikus dalam perangkap
Membangkitkan rasa cinta menjadi tak terbatas. Kini, kuserahkan diriku apa adanya.
Itu semua hanya ilusi romantisme budak cinta

Tulehu, 22 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun