Mohon tunggu...
Alan Santoso
Alan Santoso Mohon Tunggu... -

Saat ini siswa Kolese Loyola angkatan 65 atau 2014/2015

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kabar Pendidikan di Indonesia dan Dunia?

25 November 2016   22:13 Diperbarui: 25 November 2016   23:07 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan yang baik maka akan menghasilkan SDM (Sumber Daya Manusia). Semakin SDMnya berkualitas maka negara tersebut akan semakin maju pula contohnya negara-negara maju. Negara maju merupakan sebutan untuk negara yang memiliki standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang merata. Rata-rata pendapatan penduduk per kapita adalah 40.000 US Dollar, dan pendidikan mereka hamper semua menempuh pendidikan.

Dari semua itu tentu adanya sistem pendidikan yang baik karena sistem pendidikan ini akan mempengaruhi masa depan orang. Bila kita tinjau sistem pendidikan negara maju seperti Finlandia yang merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Tidak ada pekerjaan rumah, tidak ada ujian nasional, kurikulum pendidikan yang fleksible, dan guru dengan kualitas terbaik.

Meskipun Finlandia memiliki jumlah sekolah yang sedikit namun semua sekolah dibawah kendali pemerintah serta guru yang berkualitas terbaik adalah kuncinya negara Finlandia. Beberapa negara seperti Korea Selatan, Jepang, Kanada sama seperti di Indonesia terdapat SD, SMP, SMA, dan Penguruan Tinggi hanya yang berbeda adalah pemerintah sangat memperhatikan bidang pendidikan mereka. Selain itu ada sistem pendidikan yang sudah dari SD terdapat program penjurusan diharapkan saat memasuki dunia kerja sudah terbiasa yaitu salah satunya Hongkong.

Untuk di Indonesia sendiri, pendidikan sendiri belum merata. Tingkat kualitas guru dan sarana pembelajaran di tiap-tiap sekolah pun berbeda dan tidak merata. Pelatihan guru pun juga tidak sesuai dengan aturan. Pengawasan dari pemerintah kepada sekolah-sekolah tidak merata mungkin karena geografis Indonesia yang menyulitkannya. Sistem kurikulum sekarang adalah Kurikulum 2013 yang dibuat dengan waktu begitu cepat yaitu 6 bulan tanpa adanya evaluasi dari KTSP 2006.

Hasilnya justru memperburuk pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia dirasa sangat menekan siswa. Siswa terlalu lama berada di dalam ruangan tertutup (sekolah). Rata-rata saat ini siswa pulang sekolah pada sore hari (7 jam di sekolah), belum lagi banyak tugas yang harus dikerjakan. Terlalu lama di sekolah juga menyita waktu bermain anak. Dan bila waktu bermain anak tersita, maka sangat merugikan untuk psikologis anak. Dapat disimpulkan Kurikulum 2013 belum siap.

Kurikulum ini Siswa dipaksakan menghapal dan bukan memahami, karena sistem pendidikan di Indonesia tidak bisa membuat siswa minat pada pelajaran. Dan wadah untuk minat siswa sangat kurang. Tidak heran banyak siswa yang hanya fokus untuk mencari nilai.

Kemudian Ujian Nasional (UN) senenarnya memiliki maksud baik, namun kini UN malah terkesan mengerikan dan lebih banyak hal negatifnya karena UN untuk mengukur keberhasilan siswa, menentukan siswa ke jenjang berikutnya sehingga membuat siswa berasa ketakutan. Tidak heran bila setiap berjalannya UN mengalami kebocoran dan berita-berita siswa melakukan kecurangan-kecurangan maupun sekolah pun ikut melakukan kecurangan.

Faktanya ada beberapa sekolah yang saat menjalani Try-Outdari pemerintah, hasil nilai sangat rendah namun malah saat menjalani UN hasil nilai para siswa tiba-tiba menjadi tinggi. Ada apa yang terjadi? Bila ini terjadi terus, tidak heran kasus korupsi di Indonesia terus ada karena dari sekolah sendiri justru melahirkan bibit-bibit kecurangan.

Kemudian UN seperti deskriminasi mata pelajaran. Mata pelajaran yang tidak di-UNkan terkesan tidak dihiraukan. Maka sering terjadi ungkapan dari banyak siswa yaitu untuk apa aku belajar ini, besoknya pun aku bekerja tidak membutuhkan materi ini.

Saat jaman sebelum kemerdekaan Indonesia mungkin bisa dikatakan pendidikan yang baik karena pahlawan kita Ki Hajar Dewantara yang mendirikan taman siswa melahirkan generasi-generasi yang luar biasa bisa mewujudkan kemerdekaan.

Sistem kurikulumnya ditulis dalam buku “Sekolah Taman Siswa”.  Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, ada 2 hal yang harus dibedakan yaitu sistem “Pengajaran” dan “Pendidikan” yang harus bersinergis satu sama lain.  Pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan). Sedangkan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik).

Jasa Ki Hajar Dewantara juga tidak hanya untuk Indonesia namun juga kepada Finladia. Bahwa filosofi pendidikan milik Ki Hajar Dewantara dipratikkan di sekolah-sekolah Finlandia. Sistem tersebut dipakai Finlandia sejak mereformasi sistem pendidikannya selama 20 tahun dari tahun 1980 sampai 2000. Akhirnya Finlandia menjadi negara maju dan sistem pendidikan yang terbaik di dunia.

Jadi, negara Indonesia masih punuya kesempatan untuk menjadi negara maju dengan sistem pendidikan dengan prinsip oleh Ki Hajar Dewantara. Dengan sistem pendidikan yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas, sehingga selain negara yang maju, juga tingkat kriminal akan rendah, tingkat kesehatan akan tinggi dan manusia-manusia yang modern.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun