Mohon tunggu...
Alan Maulana
Alan Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia

Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perang

3 April 2024   13:56 Diperbarui: 3 April 2024   13:59 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Buat asap menari sebelum imsak
pikiranmu melayang kepada cinta dan wanita yang tak abadi. Bangunlah. Musuhmu yang paling besar ada di bawah rusuk. Cinta ilahi tidak akan menyala kecuali musuhnya kalah. Hawa nafsu badaniah biar mati meninggalkanmu. Ah, malakut. Biar kau mati dua kali tak apa. Kita baru saja kembali dari peperangan yang kecil menuju perang yang besar. Semangatlah. Percuma punya 10 pedang, tapi tak tahu cara pakainya. Kata Baginda, kekuatan semangat lelaki sejati mampu menggoncang gunung. Bangunlah! Gapai mimpimu melihat Tuhanmu dengan cahaya Tuhanmu.
Biasakan tidur tapi hatimu terjaga. Mencoba ikhlas memang dekat dengan bahaya. Pandang kemiskinan adalah kemegahan. Jangan mencari sebab ingin jadi luar biasa. Anggap dukacita sebagai hadiah, kita umat terkasihnya Nabi. Buang kepura-puraan, kepalsuan, yang melakukan kebaikan karena menunjuk-nunjuk...

:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun