Saya sebenarnya sudah ga mau lagi nulis di Kompasiana. Seperti yang saya tuliskan 2 bulan lalu, Alan Budiman pensiun.
Tapi jujur saya kesulitan untuk ga menanggapi tuduhan dan klaim dari salah satu kompasianer yang sangat-sangat memalukan.Â
Â
SEWORDCOM berapa hari lalu mengalami overload karena pengunjung mencapai lebih dari 10,000 perharinya. Di bawah ini statistik tanggal 8 Februari. Alhasil hosting men-suspend SEWORDCOM. Saya kemudian pindah ke VPS Oceandigital. Namun karena proses migrasi hosting membutuhkan waktu, maka website sempat down dan tertulis "suspend." Namun ini tak berlangsung lama, hanya 2 jam SEWORDCOM sudah kembali online.
Â
Kalau saat ini beberapa orang masih belum bisa mengakses dan tetap muncul "suspend" ini disebut propagasi (menurut artikel yang saya baca). Dan ini biasa, karena provider internet di Indonesia menyimpan chache dalam kurun waktu 24-48 jam. Jadi saat kita membuka SEWORDCOM tetap terhubung ke server lama yang tersimpan dalam cache. Solusinya harus menunggu sampai provider me-refresh DNS nya.
Â
Sebenarnya ada cara alternatif agar hal ini tidak terjadi, yakni dengan cara dnsflush.
Â
To clear your DNS cache if you use Windows 7, perform the following steps:
Click Start.
Enter cmd in the Start menu search text box.
Right-click Command Prompt and select Run as Administrator.
Run the following command: ipconfig /flushdns.
Â
Jadi tuduhan SEWORDCOM disuspend karena sering mengcopas ini adalah salah total. Dan saat ini SEWORDCOM sudah online sepenuhnya.
Selanjutnya adalah tuduhan bahwa SEWORDCOM lah yang mengcopas artikelnya Erwin. Haha. Ini lucu. Bagaimana mungkin orang yang mencopas tulisan saya, menuduh bahwa saya yang copas?Â
Saya tak perlu menjelaskan apa-apa, semua sudah saya tuliskan. Hanya saja pesan saya bagi Erwin: anda berhadapan dengan orang yang salah. Banyak admin dan kompasianer kenal dengan Alan Budiman, mereka pasti tau bagaimana tulisan saya. Itulah kenapa tulisan anda dihapus.
Kompasianer ini layak diblokirÂ
Sejak awal saya sudah berpikir kompasianer ini layak diblokir. Cara liciknya mengcopas dan mengakui tulisan saya sungguh sangat memalukan Kompasiana. Andai 100% plagiat dan tidak diubah agar seolah-olah miliknya, saya masih bisa mengampuni. Tapi kalau mengubah dan mengakui miliknya, ini buruk sekali. Apalagi mau nuntut secara hukum ahaaha yo opo syuuuuuu!!!
Lebih buruk dari itu, sekarang masih mengelak dan menuduh saya yang copas. Jika kompasianer ini tidak diblokir, entahlah. Saya kehabisan kata-kata. Karena tak mungkin saya mencemooh admin Kompasiana yang baik dan sampai sekarang masih berhubungan baik.
Begitu kura-kura.
Â
Alifurrahman
SEWORDCOM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H