Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tolong Amienkan

12 November 2015   16:29 Diperbarui: 12 November 2015   16:29 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang Indonesia, saya pikir semua kita pernah dimintai tolong atau sebaliknya. Kalau minta tolongnya hanya ambilin buku, tutup pintu, matiin lampu, not a big deal. Kita bakal asik-asik aja, ya ga sih? yang repot itu kalau dimintai tolong yang agak berat seperti tolong jagain anaknya, pinjam uang dan sejenisnya. Tapi hal itu lumrah dan sering terjadi. Kita sudah biasa menghadapi momen tersebut dan seperti sudah punya formula untuk menyelesaikannya secara adat kebhinekaan.

Semenjak Indonesia semakin terhubung seperti slogan Kompasiana "sharing and connecting" maka budaya minta tolong ini juga masuk melalui sosial media. Kini orang mau minta tolong ga harus ketemu kayak zaman sebelum batu akik. Dan minta tolong via chat itu lebih membuat stress kedua belah pihak. Pernah ada yang ngalamin ga? Tiba-tiba temanmu say hello dan bilang "aku boleh minta tolong ga?" Ngaku aja, pada banyak kesempatan kalian agak deg-deg ser kan kalau dapat chat seperti itu. Udah kayak disapa mantan dengan pesan "kangen ih sama kamu" Haha

Pas kita dapat pesan minta tolong, entah kenapa yang ngirimnya itu ga langsung to the point kayak SMS mama minta pulsa. Sok sok misterius gitu. Diakui atau nggak, kita yang dapat pesan gitu jadi mikir, nih orang minta tolong apa ya kira-kira? Kadang gara-gara kelamaan mikir, kita jadi lupa yang mau jawab. Kalau sudah kejadian gitu, kita bakal dianggap sombong. Duh cucian.

Sebenarnya dalam posisi dimintai tolong itu ya jawabannya hanya bisa atau nggak, simple. Tapi menjadi rumit kalo yang minta tolong ini ga percaya kita ga bisa nolong dia. Pernah ngalamin ga? Ada teman mau pinjam uang, trus kita jawab ga punya, eh si teman ini malah ga percaya.

Saya pernah ngalamin, dan nominalnya pun di luar batas wajar, puluhan juta. Emang orang pikir bunga deposito saya sebanyak itu? Entah. Pas saya jawab ga ada, si teman ini malah ngebujuk gitu. "Masa ga ada tabungan sob?" Laaaah?!

Nah soal ga dipercaya ini saya ngalamin banyak cerita. Sampai mikir orang kayak saya ini adalah orang-orang di persimpangan, bisa dinilai dua arah sesuai selera dan tujuan. Asseek.

Pernah beberapa teman nanya "pacar kamu yang mana sih" trus saya jawab aja "ga punya, saya jomblo konsisten." Tapi malah ga dipercaya. Ini serius. Terutama teman-teman cewek yang pada perhatian banget sama saya. Xixi. Absurdnya, banyak dari mereka berpikirnya saya ini punya banyak cewek, player. Coba pikir, dosa apa saya sampe dituduh gitu?

"Gue ga percaya kalo lu cuma punya satu, pasti ada cadangannya" sambil ketawa ngeselin.

Oke, di lain kesempatan ada teman lain yang nanya dengan pertanyaan basa-basi yang sama dengan redaksi dan intonasinya agak beda. Berhubung jawaban pertama ga dipercaya, saya ganti dong dengan jawaban yang beda.

"Ada"

"Mana coba liat"

"Cek aja instanya titik titik"

"Hoax, kok ga pernah foto bareng? Upload FB?"

Fine! Karena berhubung yang nanya ini sudah saya anggap teman yang lebih dekat dibanding yang lain, saya tunjukin lah foto privacy saya dan si ehem ehem itu. Trus tau apa jawabannya? "Lah ini mah foto bareng-bareng, kalo gini sih ga bisa dipercaya."

Sampai di situ saya baru nyadar kalo yang ditunjukin itu emang foto bareng, berlima sih. Ya apa spesialnya? Hehe Oke oke, akhirnya saya tunjukin foto bertiga, masih dikomen juga.

"masa foto bertiga?"

"Lah itu adeknya, ya gimana masa ga diajak foto"

Oke karena sudah malas mau jelasin, ya sudah saya ganti jawaban. Yang tadi dihapus pake karet 2B hehe. "Iya saya ga punya pacar" eh malah diketawain. Ketawa ngakak sambil megang perut kangurunya. Ini serius pernah terjadi. Dari pengalaman ini saya jadi nyadar, bahwa di setiap kesedihan selalu ada (orang yang dianggap) teman yang menertawakanmu di belakang. Tapi waktu itu temanku ketawa di depan sih, hadap-hadapan, trus apa dong namanya? Pikir aja sendiri xixiixi.

Tapi kemudian saya jadi terinspirasi. Jadi pas ditanya lagi sama teman yang lain atau teman yang sama tapi di lain waktu, saya jawab aja lagi berhubungan sama Isyana Sarasvati. Trus ada yang jawab kan "ga mungkin...!!" Ya saya ga kehabisan akal dong, tak jawab balik aja "tolong yang ini diamienkan ya" xixixixi kelar urusan. Pantesan banyak fanspage yang menggunakan "tolong diamienkan" ternyata emang mampu menghipnotis masyarakat Indonesia.

 

Alan Budiman

Spesialis titik titik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun