Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Politik

365HariPresidenJokowi: Kerja Ambisius Ignasius Jonan

23 Oktober 2015   19:54 Diperbarui: 24 Oktober 2015   18:41 3479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain infrastruktur dan sistem pelayanan, Kemenhub mengutamakan keselamatan transportasi. Sebab menurut Jonan, terlalu mudah kalau kita hanya ingin membangun infrastruktur, tapi untuk memastikan detail sistemnya tentu saja tidak semudah itu.

Beliau juga membahas pelabuhan Jepara yang dulu bahkan belum punya papan nama. Setelah itu menampilkan toilet di pelabuhan Kolonadale yang bersih dan sudah modern. "Toilet kampus UI dibanding ini masih bagus ini Pak. Loh ini serius, coba bandingkan."

Selain Bandara dan Pelabuhan, Jonan ingin mengambil alih semua terminal di Indonesia agar berada di bawah kontrol pemerintah pusat, dalam hal ini Kemenhub. Dengan alasan akan lebih memudahkan menerapkan standarisasi dan kontrol pelayanan. "Ini Pak Basuki setuju ndak? Loh nggak mau jawab si Bapak" haha. Oke, sampai di sini 'korban' Pak Jonan sudah 3: wantimpres, menteri PU dan Bu Dubes. "Nanti terminal biar kami yang urus Pak, anggaran PU boleh buat bangun yang lain" hahaha.

Di sela-sela presentasinya yang gurih, sang moderator sempat bertanya apa tantangan paling besar Kemenhub? "Nggak ada, ini kalau bahas tantangan nanti malah ujungnya keluh kesah, kan ga penting." Hadirin tertawa "lho iya dong! Makanya kami kerjakan saja. Intinya soal waktu saja. Misal ada orang nanya apa bisa kita seperti eropa? Ya bisa. Tapi masih lama. Soalnya saya bukan Bandung Bondowoso. Tapi menuju arah sana, sudah kami mulai sejak pertama dilantik."

Jonan menjelaskan bahwa yang utama bukanlah adu canggih, melainkan pemerataan. Inilah kenapa kereta api akan segera hadir melintas Sumatera Utara, Aceh dan Sulawesi, yang selanjutnya menyusul Papua dan Kalimantan. Begitu juga dengan pelabuhan dan airport, tujuan utamanya dalam hal infrastruktur adalah pemerataan. Demi meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya tiket pesawat.

Rencananya, Januari nanti bandara Bawean akan langsung dites landing oleh Pak Jonan sendiri.

"Saya bangun kereta ya bangun aja, ada orang ga setuju biarin aja. Nanti malah kayak Wantimpres, kereta cepat diganggu dan malah lama jalannya." Bayangkan Pak Jonan lagi bicara dengan gaya ngeyelnya, pasti gemes sama bapak-bapak muda satu ini.

"Ada juga yang bilang program poros maritim ga jalan. Saya tantang orangnya untuk debat, nanti kita cari panggung. Saya sih kalau debat biasanya ga pernah kalah Pak" disambut tepuk tangan hadirin "ya kalaupun kalah biasanya sedikit, ga banyak."

Selama satu tahun Kemenhub bekerjasama dengan pihak terkait untuk membuat 200 kapal dengan kapasitas 2,000 grosston. Ini dilakukan agar cita-cita tol laut segera terwujud. Karena kalau kapal kecil biasanya takut ombak dan susah berlayarnya, selain itu muatannya juga sedikit.

"Ha...? 200 sedikit? Ini udah banyak Pak, lebih banyak dibanding hasil 5 tahun lalu" lagi-lagi mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari hadirin. "Lho ini serius, bandingkan aja." 

Ya itulah Pak Jonan, intonasi ngeyelnya sangat menarik karena dia sangat memperhitungkan apa yang dikatakan. Tatapan optimis dan sigap begitu mudah saya lihat sejak pertama datang hingga selesai presentasi. Menteri Jonan memang datang langsung presentasi, kemudian setelah selesai langsung keluar karena sudah ditunggu acara lain. Anak buahnya berseragam putih Kemenhub beberapa kali membuka jalan agar Pak Menteri segera sampai di luar. Berbeda dengan Mentri PU Pak Basuki dan Menko Rizal Ramli yang keluar bersama setelah masing-masing selesai presentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun