Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pameran Produksi Indonesia 2015, Kompasianer dan @KebabBabaRafi

7 Agustus 2015   13:22 Diperbarui: 7 Agustus 2015   13:35 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat pukul 9:30 pagi saya sudah duduk di depan mall GrandCity Surabaya. Perjalanan dimulai sejak subuh dengan bus dan lanjut dengan Gojek dari jalan jakarta.

Saya duduk dengan seorang teman satu sekolah dulu yang pada acara Pameran Produksi Indonesia ini menjadi tim medis. Sambil ngobrol santai, rombongan Kompasianer turun dari taksi tepat di depan saya. Dari mana saya tau? Dari kerusuhannya haha.

Satu sosok yang paling yakin untuk saya prediksi adalah Mas Rahab. Setelah turun dari taksi, mereka langsung foto-foto di depan pintu gerbang (padahal sudah diantar ke depan pintu masuk mall, masih balik lagi). Dengan blogger non-Kompasianer memperagakan beberapa gaya yang entah bagaimana harus saya jelaskan. Haha. Ya sudah lah.

Sementara mereka foto-foto, teman siap-siap untuk peralatan medisnya, saya sendiri ke toilet untuk ganti baju sesuai dress code, batik.

[caption caption="dokumen pribadi"][/caption]

Tidak seperti para peserta yang lain, para blogger langsung masuk dan registrasi di dalam (Media Center) dengan Mbak Avy.

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption] 

Pukul 10:12 WIB, para rombongan Menteri Perindustrian Saleh Husin dengan Sekjen Syarif Hidayat, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan rombongan anggota DPR RI Komisi VI. Mereka kemudian duduk manis di deretan kursi paling depan dan menyaksikan seremonial acara pembukaan disambut dengan tarian daerah Jawa Timur.

 [caption caption="d'anz "]

[/caption]

Secara bergantian, Syarif Hidayat, Soekarwo dan Saleh Husin bergantian memberikan kata sambutan. 

Syarif Hidayat hanya membahas tentang laporan penyelenggaran PPI. Sementara Soekarwo cukup vokal menyampaikan sesuatu pada publik, tak lupa beliau menyelipkan joke renyah "ploduk-ploduk Indonesia" yang membuat semua hadirin tertawa.

Pakde Karwo membeberkan data-data penuh persetase yang membuat semua wartawan dan blogger sibuk mencatat. Kecuali Mas Rahab, dia duduk seperti mencari sesuatu di kameranya, entah apa.

Ekonomi Jatim pada semester I tahun 2015 ditopang oleh tiga sektor utama sebesar 61,56% sektor industri pengolahan. 29,45% sektor perdagangan besar dan eceran. 17,44% reparasi mobil dan motor serta 14,67% pertanian, kehutanan dan perikanan.

“Hal tersebut menunjukan bahwa masyarakat Jatim mempunyai mainset di bidang industri,” kata Pakde Karwo.

Lanjutnya, pertumbuhan ekonomi semester I tahun 2015 tumbuh sebesar 5,22% dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 4,7%. Dengan nilai PDRB sebesar Rp. 821,23 triliun, Jawa Timur memberikan kontribusi sebesar 14,67% terhadap pembentukan PDB nasional atau urutan ke 2 setelah DKI Jakarta.

Namun yang cukup menarik adalah promosi kinerja Jatim. Dengan dana Pemda, Jatim mengganti tembakau dengan 80% tar rendah. Selanjutnya mereka juga akan meneliti untuk memadukan tembakau dan cengkeh. Buat sohibul hisab, hasil penelitian ini layak ditunggu.

Sementara Menteri Saleh Husin memberikan pernyataannya untuk mendukung penuh industri dalam negeri. Pameran adalah bentuk apresiasi dari pemerintah kepada para pengusaha agar mendapat tempat di hati masyarakat.

Setelah semua sambutan sudah disampaikan, PPI 2015 dengan tema "bangga menggunakan produk Indonesia" kemudian resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh Menteri Saleh Husin.

 [caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

Namun sebelum pemukulan gong dan foto bersama di atas panggung, ada satu hal yang cukup menarik perhatian saya. Pembawa acara sebelumnya hanya mengajak Menteri Perindustrian dengan Sekjennya dan Gubernur Jatim. Sementara komisi VI DPR tidak diajak. Ehehe. Beruntung Pakde Karwo responsif dan membisiki mbak-mbak MC yang sangat terawat itu.

"Kami juga mengajak anggota komisi VI DPR RI untuk maju ke atas panggung" ucapnya. Setelah itu para anggota dewan tersebut maju ke depan.

Agak kepo memang, namun menarik sekali untuk memprediksi bahwa kemungkinan besar anggota DPR RI tersebut sebenarnya tidak ada dalam acara pembukaan PPI 2105. Hehehe #TanyaKenapa

Setelah itu Saleh Husin, Syarif Hidayat, Soekarwo dan anggota komisi VI DPR RI mengunjungi stand pameran satu persatu. Harap dicatat, satu persatu, total ada 150 perusahaan yang ikut pameran. Haha saya sempat mengikutinya ke beberapa stan, namun kemudian menyerah dan duduk mengistirahatkan kaki berdama Mas Rahab dan Buyut Sam Trader.

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

 [caption caption="financeoll"]

[/caption]

[caption caption="financeoll"]

[/caption]

[caption caption="kemenperin"]

[/caption] 

Setelah itu para rombongan VIP tersebut ishoma.

Selanjutnya adalah hiburan. Band 3 in 1 membawakan lagu-lagu Indonesia. Semuanya bagus, namun ada satu yang membuat saya tertarik duduk di sana, yakni lagu Kla Project Yogyakarta. Lagu yang memang khas daerah istimewa tsrsebut, ditambah lagu yang mampu mengingatkan saya pada 2013 saat reuni.

Namun ada momen yang lebih penting dari sekedar lagu live. Yakni Kompasianer Mbak Muthia yang duduk di kursi penonton seperti saya mendadak mengomentari.

"Suara bagus, penghayatan oke, tapi sayang kurang hafal banyak lagu" ucapnya. Sontak membuat teman-teman di sekitar tertawa. Vokalisnya pun tertawa. Ini sudah seperti ajang pencarian bakat. Mungkin Mbak Muthia termotivasi untuk jadi juri dan duduk di sebelah Ahmad Dhani. Hahaha

Setelah membawakan beberapa lagu, band tersebut kemudian mengakhiri pertunjukannya. Dianjutkan dengan talkshow Mustika Ratu yang tidak membuat saya tertarik. Alasan pertama karena produk kecantikan, kedua saya mungkin akan kurang mengerti dsn yang ketiga saya mulai lapar. Ya sudah cari makan ke panitia.

 [caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

 

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

Di Media Center Mbak Avy membagi-bagikan makanan, juga kebab turki babarafi gratis dengan cukup memposting foto ekspresi makan kebab di instagram. Media Center mendadak riuh saat anak-anak SMP datang. Ada yang mengompori "eh di sana ada kebab gratis" dan membuat teman-temannya cepat menuju ujung kiri ruangan.

Keriuhan tersebut terpaksa harus dihentikan karena pemilik kebab Turki babarafi sudah datang dan siap memberikan talkshow di panggung utama.

Saya dan Bu Nurhasanah sudah duduk manis di barisan pertama. Sebelum acara dimulai, cerita-cerita dulu. Dari soal usia, tulisan, sampai soal terbentuknya RTC (grup fiksi kompasianer). Tentu saja pasti ada alasan sangat-sangat kuat kenapa sampai terbentuk grup tersebut. Saya yang to the point nyata-maya langsung tanya saja, karena di dunia maya saya malah 'dikeroyok' dan merasa tidak mendapat penjelasan akurat serta logis. Siang itu saya mendapat banyak cerita dan alasan, lalu mengerti. Puas.

Tak lama Mbak Avy (sebagai moderator) dan Nilam Sari (owner kebab Babarafi) sudah duduk di kursi atas panggung. Banyak hal yang Mbak Nilam Sari ceritakan, dari awal hingga sekarang. 

Mbak Nilam bercerita tentang keputusannya menikah saat masih kuliah. "Suami saya itu bersin aja bisa bikin saya hamil kayaknya" kelakarnya.

Saat kebutuhan meningkat, anak butuh banyak hal, maka muncul ide untuk jualan. Sesuatu yang biasa dan orang suka makan. Waktu itu gerobak burger. Dari satu gerobak, menjadi 6 gerobak. Sukses.

Namun cerita kesuksesan harus selesai dan 6 gerobak tersebut dikandangkan. Bangkrut. Karena ada pesaing burger yang tiba-tiba datang dengan harga lebih murah, lebih kekinian dan menarik. Saat itu Mbak Nilai dan suaminya tidak mengerti paten dan urusan rumit lainnya. Mereka hanya mau jualan. Maka karena tidak memiliki 'pondasi' mereka terpaksa harus tutup. Ibarat kita yang bangun rumah, namun kemudian ada saudara kita yang memiliki surat sertifikat tanah dan rumah. Secara hukum, siapa yang lebih berhak atas rumah tersebut? Tentu saja pemegang surat-surat.

Setelah itu Mbak Nilam dan suami hanya bisa melihat 6 gerobaknya berjejer di depan rumah. Saat saya tanya berapa lama periode down yang beliau jalani waktu itu? Si Mamah mudah ini nampak enggan menyebut detail "apa ya, harus terus bergerak sih Mas, ga lama. Sedih iya, tapi setelah itu harus mulai lagi. Paling seminggu lah" dan jawaban ini gagal membuat saya percaya hehe. Pesan motivasinya bagus. Tapi andai benar hanya seminggu, saya pikir beliau luar biasa sekali. Pembaca tau kenapa? Karena saya tahu betul dan pernah mengalami. Sakitnya tuh di sini ga ilang-ilang. Haha.

Untuk menghilangkan jenuh, dua pasangan ini jalan-jalan ke luar negeri. Qatar. Dari sana lah awal cerita mereka kemudian jualan kebab Turki. Rasa dan kemasan dimodifikasi agar sesuai dengan lidah orang Indonesia.

Dari kebab inilah kemudian muncul warung mee, serta akademi gratis selama 3 hari untuk mengajarkan detail memulai usaha. Paten, kontrak karyawan, investor dan sebagainya. Meskipun tidak sempat dijelaskan dan ditanyakan, namun saya memprediksi bahwa Nilam dan suaminya sepertinya tidak ingin pengalamanan mereka terulang pada orang lain. Bahwa pengusaha harus punya pondasi dan juga diarahkan agar mereka tau jalan yang harus dituju tanpa meraba-raba lagi. Salut.

Kini kebab Turki babarafi sudah buka cabang di banyak negara seperti Malaysia, Filipina, Brunei dan seterusnya. Mereka pun melakukan penyesuaian dengan negara setempat dan terus berinovasi.

2010 kebab babarafi hampir bangkrut. Nilam bisa senyam-senyum "ya sudah lah. Lanjut." Tapi tim usahanya stress memikirkan masa depan. Hehe. Beruntung tahun 2011 semuanya beranjak pulih.

Setelah presentasi produknya, ada sesi tanya jawab. Mbak Avy yang mencari-cari korban agar ada yang mau bertanya dan langsung nembak "mungkin perwakilan dari Madura" melirik ke arah saya. Jleb. Haha. Ya sudah saya ngangguk saja.

 [caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

Awalnya saya pikir tanya ditempat, tapi disuruh berdiri dan naik ke panggung.

"Duduk apa berdiri nih mbak?" Saya tanya karena di atas panggung ada 3 kursi.

"Terserah enaknya"

Ya sudah terlanjur basah, saya duduk dengan manisnya di sebelah Mbak Nilam lalu memprekkan gaya Najwa Shihab yang bertanya dengan tatapan tajam. Hal ini berhasil membuat saya keasyikan karena ternyata setelah itu 3 orang lainnya hanya bertanya di tempat dan nanti dijawab di Media Center. Panitia juga tidak beri tau waktunya terbatas. Mbak Avy juga tidak mengingatkan, malah mencandai "kok malah nanya, kan diminta bercerita"

"Ya kan tadi ada ceritanya mbak" jawab saya. Dan setelah itu Mbak Nilam menjawab dengan detail, dan menjelaskan beberapa hal yang sebelumnya tidak ada dalam materi presentasinya. Seperti soal izin birokrasi di negara luar yang tidak mudah dan seterusnya.

Di Media Center Mbak Nilam menjawab beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Ramah, lincah dan akrab. Menerima setiap ajakan foto.

Setelah semua pertanyaan terjawab dan ajakan foto dipenuhi semuanya tanpa terkecuali, Mbak Nilam pamit pada setiap blogger dan kemudian pulang dengan dua pengawalnya, dua orang yang disebut sebagi tim bisnisnya. Berbaju hitam dengan tulisan @babarafi di bagia dada.

Setelah itu bubar dan pamit dengan Mbak Avy. Beliau masih menunggu temannya di Media Center. Saya pun pamit. Malamnya, kompasianer katanya mengadakan kopdar lagi. Entahlah, karena saya langsung pulang dengan gojek (lagi). 

Pameran Produksi Indonesia ini berlangsung 6-9 Agustus. Buat kamu-kamu di sekitar Surabaya, rasanya wajib untuk datang dan melihat betapa negara ini sangat perlu dibanggakan. Ragam produk yang dipamerkan mungkin sudsh cukup familiar, seperti Maspion, BMX, Polygon, Quick, bolt, KYT, Fiesta, Mustika Ratu dan sebagainya. Namun selain itu ada banyak produk, terutama kerajinan tangan, yang sangat-sangat menarik dan melimpah. Tidak hanya melihat produk, tapi juga ada hiburan berupa live music dan talkshaw menarik yang bisa menambah wawasan serta pengetahuan kita. Apalagi buat perempuan, ada banyak produk kecantikan mulai dari ujung rambut sampai kaki. Dan yang terpenting dari pameran ini adalah: masuk gratis.

Saya sendiri tidak mengunjungi satu persatu dan bertanya banyak hal, hanya beberapa saja yang saya rasa menarik dan publik harus tau. Nanti saya tulis terpisah dan spesial untuk masyarakat serta pemerintah. Sekaligus menantang apakah Presiden Jokowi (berani) segila yang orang bayangkan? Jika iya, maka negara ini memang tinggal landas. Jika tidak, berarti memang ada banyak hal yang harus segera dilalukan ataupun disiapkan oleh pemerintah sehingga negara ini siap dan berani. Jika kita berani dengan penenggelaman kapal, hukuman mati pengedar narkoba, menstop sementara freeport dan mengambil alih 56% lahan, seharusnya untuk kebijakan industri, Presiden Jokowi juga berani. Sabar, nanti saya ulas di tulisan berikutnya. Pokoknya aktual, menyengat, panas dan yang pasti titik-titik.

 

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

[caption caption="dokumen pribadi"]
[/caption]

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

 [caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]

 [caption caption="dokumenpribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun