Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maaf Lahir Bathin Formalitas

17 Juli 2015   04:52 Diperbarui: 17 Juli 2015   04:52 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial media menghubungkan kita pada banyak orang, baik yang dikenal secara offline maupun hanya kenal online. Dalam keadaan terhubung atau berteman di akun-akun sosmed tidak otomatis menjadikan kita saling berinteraksi. Saya yakin dari sekian banyak daftar teman dalam kontak sosmed, ada banyak akun yang sama sekali tidak pernah menyapa atau kita sapa. Lalu apakah perlu kita meminta maaf pada orang yang sama sekali tidak pernah berinteraksi dengan kita? Bagi saya tidak sama sekali. Angkuh? Kenyataanya memang seperti itu. Coba anda bayangkan sedang berada di pasar atau tempat umum, apakah anda akan datang dan meminta maaf dengan orang yang sama sekali tidak pernah berinteraksi hanya karena alasan sedang berada di tempat yang sama? (dalam sosmed bisa FB, K dll).

Tapi kan siapa tau selama bersosial media ada tulisan kita yang tidak bisa diterima oleh mereka? Sekalipun tidak pernah berinteraksi dan menanggapi.

Ini adalah ranah publikasi. Dalam sosial media, setiap kita menjadi 'public figur' (seperti pejabat, politisi, tokoh atau artis) dan friend list atau kontak sebagai audiens (penonton). Tentu saja seorang public figure tak perlu meminta maaf secara khusus satu persatu dengan penonton yang tidak pernah berinteraksi dengannya. Seorang public figure cukup membuat pernyataan publik. Begitupun kita, cukuplah sebuah status terbuka. Dengan begitu cukup fair jika ada orang yang tanpa kita sadari tidak suka dengan kata atau sikap kita dijawab dengan pernyataan permintaan maaf sebagai bagian dari perayaan hari raya idul fitri.

Tidak Meminta Maaf dan Memaafkan

Sebagai pribadi yang berinteraksi dengan banyak orang, saya tidak memaafkan atau memintaa maaf pada semua orang. Saya memiliki beberapa daftar nama orang yang pernah 'memiliki masalah' dan tidak (belum) meminta maaf atau memaafkan semuanya. Kenapa? Karena kadang maaf saja tidak cukup.

 Bagi saya, Idul Fitri bukan hari di mana kita saling bermaaf-maafan namun setelah itu kembali dengan sejarah masalah masa lalu. Karena meminta maaf dan memaafkan adalah sebuah keputusan sikap sempurna. Jika memang belum bisa meminta maaf atau memaafkan, sekalipun idul fitri ya tetap tidak bisa. Meski memang dalam beberapa kondisi kita tidak boleh kaku. Misalnya saat bertemu dengan teman-teman sekolah atau kerja, sekalipun salah satunya ada yang secara terang-terangan atau diam-diam memusuhi kita, atas alasan menjaga suasana damai kita harus mau membawa diri dan menyalami semuanya. Hal seperti ini saya sebut sebagai maaf lahir bathin formalitas.

Tak Perlu Diucapkan

Kadang permintaan maaf dan memaafkan tidak perlu atau tidak menggunakan kata "maaf" itu sendiri. Kadang dengan mulai berkomunikasi atau kembali berinteraksi adalah awal dari permintaan maaf kita yang sesungguhnya. Dan saat dua orang kembali berkomunikasi, bisa bercanda dan saling bercerita, itulah contoh dari maaf memaafkan, sekalipun dua-duanya tidak pernah mengatakannya secara langsung.

Oke, mari bersiap ke masjid dengan pakaian yang tak harus baru beli.

Saya Alan Budiman (Alifurrahman) ingin mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri bagi yang menjalankannya. Jika selama ini ada tulisan yang kurang berkenan, saya minta maaf sebesar-besarnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun