Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Romantisnya Bermalam di Ranu Kumbolo

12 Januari 2014   09:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:54 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="Awal dari semua ini dimulai, Ranu Pane"]

Awal dari semua ini dimulai, Ranu Pane
Awal dari semua ini dimulai, Ranu Pane
[/caption] Semeru. Setelah baru pertama kali merasakan pendakian, akhirnya saya sadar kalau gunung bukanlah tempat untuk sekedar menikmati pemandangan, seperti tempat wisata pada umumnya. Ada perjalanan panjang dengan trek menanjak, setapak dan tebing curam. Perjalanan puluhan jam, butuh tenaga dan semangat juang penuh determinasi untuk sampai di puncak. Saya ingat sekali bagaimana seorang Ibu-ibu berumur sekitar 40 tahunan berseloroh saat tiba-tiba duduk beristirahat "mau menikmati hidup kok ya malah sengsara?". Saya bersama teman-teman yang mendengar langsung tertawa. Entah apa yang kami tertawakan, mungkin tentang kebenaran bahwa diri ini juga merasakan hal yang sama. Penderitaan yang dicari, lucu sekali. Semua pendaki pasti merasa penat dan letih, yang biasanya semua itu akan terbayar ketika kita sudah sampai di tujuan. Kaki yang pegal karena menempuh puluhan kilometer, punggung yang nyeri dengan beban puluhan kilo mendadak hilang ketika sudah melihat danau cantik bernama "Ranu Kumbolo". Bukit-bukit di kanan dan kirinya benar-benar menakjubkan. Ada bukit kembar yang mirip gambar gunung anak-anak SD. Ada bukit bernama "Tanjakan Cinta" yang indah sekali. [caption id="" align="aligncenter" width="606" caption="Ranu Kumbolo pada pandangan pertama"]
Ranu Kumbolo pada pandangan pertama
Ranu Kumbolo pada pandangan pertama
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Bukit kembar seperti gambar anak SD"]
Bukit kembar seperti gambar anak SD
Bukit kembar seperti gambar anak SD
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="Setelah sarapan dan beresin tenda, bersiap menuju Kalimati"]
Setelah sarapan dan beresin tenda, bersiap menuju Kalimati
Setelah sarapan dan beresin tenda, bersiap menuju Kalimati
[/caption] Di Ranu Kumbolo ada banyak hal tentang keindahan alam. Bagaimana sebuah kabut mondar-mandir di antara bukit-bukit. Tentang kabut yang menari-nari tepat di atas air danau persis seperti kepulan asap batu es. Bergerak lincah membentuk beberapa kelompok kecil. kalian harus ke sana langsung untuk melihatnya, kejadian semacam itu ga bisa terekam kamera standar. Sungguh indah dan romantis sekali bermalam di Ranu Kumbolo. Duduk santai di bawah sinar bulan, melihat luasnya danau yang dikelilingi bukit benar-benar merupakan nikmat yang tak akan ditemukan di hotel berbintang sekalipun. [caption id="" align="aligncenter" width="589" caption="Menaklukkan Tanjakan Cinta"]
Menaklukkan Tanjakan Cinta
Menaklukkan Tanjakan Cinta
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="616" caption="Pesona Oro-oro Ombo"]
Oro-oro Ombo
Oro-oro Ombo
[/caption] Nafas ngos-ngosan setelah menaklukkan Tanjakan Cinta perlahan menjadi tenang dan teratur melihat luas dan megahnya Oro-oro Ombo. Sejauh mata memandang, terlihat bukit-bukit, pohon pinus dan ilalang sepanjang jalan. Sebuah lukisan nyata yang sangat sempurna. Setelah melewati trek menanjak yang nyaris membuat frustasi di Cemoro Kandang, Edelweis berbaris rapi sepanjang jalan. Gagah dan kokohnya Mahameru terlihat jelas dari sini. Semua dahaga terobati dengan jernih dan dinginnya air Sumbermani. Air yang mengalir kecil langsung dari akar pohon ini pasti membuat pendaki kagum dengan kealamianya. [caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="Mahameru, kombinasi hutan dan pasir. Di perbatasan itulah Arcopodo"]
Mahameru, kombinasi hutan dan pasir. Di perbatasan itulah Arcopodo
Mahameru, kombinasi hutan dan pasir. Di perbatasan itulah Arcopodo
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="Lokasi Sumbermani"]
Lokasi Sumbermani
Lokasi Sumbermani
[/caption] Ketika matahari hampir tenggelam dan tenda sudah terpasang. Maka rasakanlah suasana mencekam Kalimati. Setenang apapun dirimu, pasti akan merasakan nuansa horor di tempat ini. Berbeda dengan Ranu Kumbolo yang indah, nyaris tanpa ketakutan. Bagi pendaki yang terlalu capek karena perjalanan panjang, mungkin baru akan tersadar betapa angkernya Kalimati setelah mereka pulang. Yang jelas saya yakin, semua pendaki Semeru pasti merasakan hal sama. Summit attack biasanya dilakukan pada malam hari, sekitar pukul 11-12 malam dengan harapan bisa sampai di puncak saat matahari baru bangun di ufuk timur. Selain melihat rumah-rumah warga dengan gemerlap lampu seperti yang kita lihat jika sedang di pesawat, hal paling indah adalah ketika menyaksikan bagaimana proses Tuhan mengganti malam dengan pagi. Perlahan-lahan awan berjalan beriringan, bergelombang seperti lautan, berada tepat di bawah kaki kita. [caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="Ketika Tuhan menjadikan bumi kita pagi"]
Ketika Tuhan menjadikan bumi kita pagi
Ketika Tuhan menjadikan bumi kita pagi
[/caption] Di atas sana Jonggring Saloka yang mengepul bak raksasa akan membuat hati sedikit tersentak. Entah itu perasaan apa, sulit didefinisikan. Sambil mengingat kembali perjuangan untuk sampai di puncak. Tentang lelah dan putus asanya diri ketika pendakian hampir selesai, saat putus asa mencapai puncaknya. Ingin berhenti, turun dan beristirahat. Sungguh sebuah pelajaran yang sangat mahal ketika kita bisa terus melangkah karena keyakinan dan keinginan, meski sudah nyaris menyerah pada kenyataan. Pelajaran semacam inilah yang tak pernah akan ditemukan di kampus terbaik sekalipun. Sebuah pengalaman yang membuat para pendaki ingin kembali mendaki. Sayangnya lensa kamera yang saya bawa mendadak ngadat ga bisa terbuka, efek dari sangat dinginya di atas sana. Melihat langit yang gelap, perlahan disinari cahaya orange matahari menguasai atap bumi, kemudian menjadi cerah dan terang. Cuaca minus sekian derajat celcius yang membuat tubuh gemetar, sedikit demi sedikit berkurang sampai akhirnya kita merasa tak terlalu dingin lagi. Setelah puas menikmati puncak di ketinggian 3,676 meter di atas permukaan laut, menuruni gunung adalah hal yang sangat menyenangkan. Kita bisa merasakan sensasi berselancar tanpa papan. Cukup menggunakan tumit pagi sebagai pijakan, bergerak turun seperti gerakan bersepatu roda tapi treknya menurun. Walau begitu jangan terlalu asyik dan ngebut, karena pernah ada pendaki terpeleset dan terjun bebas menggelinding hingga bawah. Kondisinya cukup memprihatinkan dan harus digotong dengan tandu. Pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman ini adalah kita butuh sekian jam untuk bisa sampai di puncak. Waktu itu saya menempuhnyanya selama 4 jam. Trek pasir ini membuat 5 langkah kita menjadi hanya 3 langkah karena sering melorot. Tapi ketika menuruninya, kita butuh sedikit tenaga dan waktu. Saya sendiri menuruni trek pasir hingga batas vegetasi hanya sekitar 15 menitan. Super cepat. Pendaki pemula pasti akan bertanya hal yang sama "ngapain saya capek-capek mendaki? Berjalan puluhan kilo, dan ketika masyarakat sedang terlelap saya malah menyiksa diri mendaki gunung dengan trek luar biasa sulit. Buat apa? Apa yang sedang saya cari?" Semua jawaban atas pertanyaan itu akan terjawab setelah kita berada di atas sana. Puncak membantu kita melihat megah dan agungnya kreasi tangan Tuhan. Ada bukit-bukit, gunung kecil, bromo, dan pemukiman warga yang seperti rumah semut itu akan menyadarkan kita bahwa betapa kerdilnya diri ini. Tak ada yang bisa kita sombongkan, baik di hadapan sesama manusia, apalagi di hadapan Tuhan. Pimpinan pendakian bercerita, pernah ada pendaki yang hilang di Semeru karena kesombonganya. "Ayah saya seminggu hilang di Semeru, bisa pulang sendiri. Ga mungkin saya tersesat" ucapnya ketika melapor kepada petugas di pos Ranu Pane. Entah itu kesombongan asli atau hanya gurauan, kenyataanya orang benar-benar tersesat selama seminggu dan ketika dievakuasi sudah dalam keadaan lemah. Itulah cerita awal sebagai nasehat dari Cak Yo PAS (Pencinta Alam Semeru), dilanjutkan dengan satu hal yang paling ditekankan ketika mendaki gunung adalah jangan misah dari rombongan. Tapi yang perlu diingat adalah puncak bukanlah tujuan kita mendaki, tujuan semua pendaki adalah pulang ke rumah dengan selamat. Puncak akan tetap ada di tahun-tahun setelahnya, dan kita bisa mencobanya di kesempatan yang lain. Di Ranu Kumbolo dan Arcopodo ada banyak batu nisan bertuliskan nama-nama pendaki yang meninggal atau hilang di sana. Penyebabnya bisa beragam seperti tersesat karena misah dari rombongan, memaksakan diri padahal tubuh sudah tak mampu. Yang paling tau tentang kondisi tubuhmu adalah dirimu sendiri, kalau sudah merasa tak mampu ya berhentilah. Ga usah malu karena ga bisa mencapai puncak meski sudah tinggal seperempat lagi. Ada banyak pendaki yang gagal sampai puncak, tapi mereka masih punya kesempatan untuk mencoba lagi. Yang paling perlu diwaspadai adalah trek gunung Mahameru, baik ketika menuju Arcopodo atau menuju puncak. Dari Kalimati menuju Arcopodo jalanya menanjak kemiringan 60 derajat yang hanya setapak, sekali salah pijak kita akan terjatuh dari ketinggian. Menggunakan senter di kepala akan sangat membantu meminimalisir resiko, fokus memperhatikan jalur tanpa memegang senter. Selain supaya lebih nyaman mendaki, tangan juga bisa dengan mudah merangkak, karena di beberapa titik ada medan yang ga mudah dilalui. Sementara ketika sudah berada di perbatasan vegetasi, pendaki harus ekstra hati-hati. Mendaki trek gunung pasir selain berusaha mengatur nafas karena oksigen semakin menipis, kita juga dituntut memperhatikan ke arah atas. Tak jarang batu jatuh akibat pijakan yang salah oleh pendaki di atas kita. Langit yang masih gelap membuat semua pendaki memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan kesalahan, dan kalau kita sadar sudah salah pijak dan membuat batu menggelinding ke bawah maka kita harus memberi peringatan dengan berteriak "awas batu". Walau begitu, resiko terkena batu ini tetap tinggi, cara meminimalisirnya adalah agar menjaga jarak dengan pendaki di depanya. Mendaki gunung itu seperti menjadi tamu. Jadi bersikaplah sebagai tamu yang baik, mendakilah dengan kerendahan hati. Jangan mengambil apapun kecuali foto, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak dan jangan bunuh apapun kecuali waktu. Itulah pesan umum bagi semua pendaki. Seunik apapun Edelweis yang merupakan bunga abadi, biarlah dia tetap hidup di tempatnya. Mendakilah dengan perlengkapan lengkap dan pas. Bawalah tongkat agar ketika kelelahan, kita tak perlu menebang pohon untuk meringankan langkah kita. Bawalah bekal yang pas, jangan terlalu banyak agar kita tak perlu membuangnya di perjalanan pulang. Tapi jangan terlalu sedikit agar tak kelaparan dan 'mengemis' pada pendaki lain. Dan yang terakhir bawalah kantong plastik untuk membawa pulang sampah-sampah kita, agar gunung tetap alami dan perawan. Supaya anak cucu kita masih bisa menikmati naturalnya ciptaan Tuhan, seperti yang kita rasakan saat ini, yang indah dan sangat menakjubkan. Sungguh indah negri ini, Semeru hanya salah satu dari sekian banyak tempat yang menyuguhkan keindahan serta menakjubkan. Itu semua bisa dilihat di web Indonesia Travel [caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="Suasana Arcopodo pagi hari, setelah menuruni trek pasir"]
Suasana Arcopodo pagi hari, setelah menuruni trek pasir
Suasana Arcopodo pagi hari, setelah menuruni trek pasir
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="Duduk di lautan awan"]
Duduk di lautan awan
Duduk di lautan awan
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="700" caption="I believeI can fly"]
I believe I can fly
I believe I can fly
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun