Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

MMM Indonesia, Penipuan Baru yang Meresahkan

4 Maret 2014   17:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 14724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi saya tau teman-teman saya itu ga akan menghiraukan himbauan ini. Karena mereka hanya mementingkan kantong dan penghasilan yang wah, tanpa mau berfikir logis. Pada dasarnya, dalam hal apapun, baik itu bisnis, hubungan asmara atau politik, kita harus selalu mendengar dari dua sisi. Negatif dan positif. Jika kita hanya mau mendengar yang positif saja, maka akan tiba waktunya kita akan menyesal dan terpuruk. Sama seperti partai sebelah yang para kadernya sudah tak mau percaya media nasional. Ehem.

Menegur, mengingatkan atau apalah namanya, hanya akan membuat hubungan pertemanan merenggang. Saya pernah mengalaminya. Saya masih ingat sekali ketika hampir semua teman facebook mempromosikan Wazzub. Kalau tak salah tahun 2012. Langsung saya counter attack dengan analisa logis. Dengan harapan mereka mau bertaubat dan berhenti, karena meskipun Wazzub tidak meminta membernya uang, tapi akan sangat menyakitkan rasanya jika mereka sudah berusaha wara-wiri mencari downline, kemudian tak dapat apa-apa.

Tapi begitulah, saat ini 70% dari mereka masih belum mau berkomunikasi dengan saya lewat FB (satu-satunya media sosial yang menghubungkan kami sejak 2007). Semua mereka marah saat saya komentari, menganggap saya ga mau diajak sukses. Tapi akhirnya semua orang tau kalau Wazzub memang scam. Dan teman-teman saya tersebut sebagian besar sampai saat ini masih diem-dieman. Mungkin mereka masih marah, mungkin juga malu. Entahlah.

Untuk MMM ini saya ga akan menegur dengan terlalu keras, saya cukup mengatakan "hati-hati penipuan" lewat fitur inbox. Karena kalau saya memaksa mendebat dan mereka kalah argumen, mungkin saya akan kehilangan lebih banyak teman lagi. Karena kalah dalam perdebatan dan dilihat oleh orang-orang yang mereka kenal, mungkin adalah hal yang sangat memalukan.

Jadi ketika saya dibombardir iklan MMM, saya jawab diplomatis "nanti saya fikirkan, lagi di jalan nih". Atau kalau sudah berkali-kali inbox berikut kata-kata motivasinya, saya jawab dengan kalimat yang membuat mereka berhenti mengajak saya "saya naru di Bank XXX 800 juta, tiap bulan dapat 3,75 juta. Alhamdulillah cukup dan saya belum mau mencari usaha sampingan". Meski kemudian ada yang malah tambah semangat mengajak dan menyarankan semua uang saya ditarik. Yang lagi-lagi saya jawab dengan santun "sudah kontrak bro sampai tahun depan. Nanti kalah habis kontrak saya join deh ya" tentu saja teman saya ini ga akan mengajak join MMM tahun depan karena insyaallah dia sudah sadar. Hihihi

Jika kekayaan bisa didapat dari cara yang sangat mudah dan sederhana, dengan cara yang semua orang bisa lakukan asal ada modal, maka ga akan ada yang namanya orang miskin. Karena bank komersil sampai rentenir menjajakan dana pinjaman lebih dari 7 hari seminggu. Bayangkan kalau ini benar, setiap orang miskin diberi pinja,an 10 juta, naka dalam 3 bulan saja sudah balik modal. Dan mereka tak miskin lagi. Alahkah indahnya hidup ini? Tapi itu hanya mimpi yang ga akan pernah terjadi.

Persetan dengan istilah uang bebas yang kalian para member MMM maksud, itu hanya teori absurd yang kalain ciptakan sendiri.

Semoga cerita ini bermanfaat bagi kita semua. Untuk Indonesia yang lebih cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun