Kekalahan timnas U19 atas Myanmar tak lepas dari pemain cepat lawan yang tak berhasil dikejar pemain bertahan. Kadang keteteran, kadang juga panik saat lawan menyerang. Kenapa? Karena timnas U19 terlalu nyaman bermain mengurung pertahanan lawan. Jelas lemah sekali jika menerima serangan balik cepat layaknya Robben dan Van Persie yang cukup sendirian untuk menciptakan gol.
Keunggulan timnas U19 adalah stamina dan kompak. Pernah saat uji coba tertinggal 0-2 di babak pertama, namum berhasil unggul 3-2 di babak kedua. Menyerang total saat lawanya sudah nyaris kehabisan tenaga. Melihat timnas U19 memang kontras sekali dengan timnas senior atau U23, seakan ga pernah lelah berlari. Sampai detik akhir pun mereka tetap cepat seperti menit awal pertandingan.
Saya pernah membaca kegalauan kompasianer yang ingin agar timnas U19 uji coba melawan U23. Karena kalau uji cobanya standar tanpa tantangan, ya bermain mereka bakal tetap seperti itu. Mereka perlu pelajaran dari lawan yang bermain cepat dan agresif, agar nantinya setiba di piala Asia ga babak belur seperti Spanyol.
Memang perjalanan masih panjang, bagaimanapun Spanyol memiliki kualitas yang luar biasa sama seperti timnas U19 di levelnya. Namun tetap menjadi catatan penting bahwa tiki-taka sudah cukup membosankan.
Sedikit perbedaanya adalah timnas U19 bermain dengan sayap aktif yang siap mencetak gol. Ditambah striker murni. Jadi meski bola mengalir dari kaki ke kaki, tetap terarah dan sesekali memperagakan umpan panjang akurat. Baik menyilang atau lurus. Sementara Spanyol seolah memperagakan 4-6-0 atau katakanlah 4-5-1 menyisakan Diego Costa yang setengah hati menjadi striker murni.
Berharap timnas U19 benar-benar siap dan mampu menjuarai piala Asia agar bisa berlaga di piala dunia U22. Kalau ga mau melawan timnas U23 pun, kita undanglah timnas U23 Malaysia atau Singapore. Uji coba tersebut pasti akan memberi pelajaran berharga untuk membentuk tim yang lebih bagus.
Lebih baik kalah dalam uji coba, daripada babak belur seperti Spanyol. Memang kalah dengan skor berapapun point Belanda tetap 3, tapi kalah 5-1 dan satu-satunya gol dari titik putih penalti, jelas memalukan.