Saat mantan kirimkan undangan pernikahan
Musim menikah, itulah yang terjadi bulan ini. Dalam sehari bisa dua undangan, dalam seminggu bisa tiga sampai empat undangan.
Dengan jumlah teman sekelas SMA sebanyak 400 an orang putra-putri yang tersebar di seluruh Indonesia, maka jelas membuat kabar pernikahan menjadi sesuatu yang sangat sering menghiasi wall grup FB alumni.
Memang ga semua undangan pernikahan semua teman bisa datang. Alasanya bisa karena jarak terlalu jauh, lumayan jauh, karena masuk kerja dan sebagainya. Bahkan meski jaraknya kurang dari 1 kilometerpun tidak menjamin seseorang datang ke pesta pernikahan walau sekedar untuk ucapkan selamat kepada kedua mempelai.
Tapi yang unik adalah bukan tentang jarak atau kesibukan, tapi soal perasaan.
Dengan jumlah teman sekelas sebanyak itu, maka wajar saja jika saat lulus SMA banyak teman-teman yang berpacaran dengan teman seangkatan. Sebagian berhasil bertahan sampai jenjang pernikahan, sebagian berganti pasangan masih dengan sesama teman sekelas dan sebagianya lagi gagal yang kemudian mencari pasangan di luar teman-teman sekelas.
Sebut saja kasus Mike
Hampir 1 tahun berpacaran dengan Angel dan kemudian putus. 2 tahun setelahnya Angel menikah dengan Peter yang masih sekelas dan kenal dekat dengan Mike.
Saya yang tidak tau kisah tersebut dengan polosnya datang ke rumah Mike dan mengajaknya datang ke undangan pernikahan Angel dan Peter. Dengan alasan sibuk dan deadline, Mike meminta maaf ga bisa hadir.
Nah, saat beberapa teman sudah berkumpul mengerumuni kedua mempelai yang merupakan teman sendiri saya menyampaikan salam dari Mike. "Dia sibuk, tadi saya sudah ke rumahnya"
'Kesalahan' saya baru terbongkar saat acara bubar dan menuju motor masing-masing yang diparkir cukup jauh dari lokasi.