Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pak Mentri Hanif, Kami Menantangmu!

11 November 2014   03:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:08 2652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415632044257099175

Ada ribuan TKI yang setiap malamnya beratapkan langit berselimut kabut. Mereka ini umumnya adalah pekerja bangunan. Dari pagi sampai sore mereka kerja, kemudian malamnya tidur di hutan agar tidak kena razia, ada juga yang tidur di bangunan yang belum selesai.

Mereka ini tinggal di tempat yang namanya kongsi, rumah-rumah kayu dan triplek yang dibuat sendiri di sebelah lokasi bangunan. Ini dilakukan karena memang mayoritas adalah ilegal, sehingga pimpinan proyek tidak mau juga memfasilitasi pekerja. Namun kongsi ini hanya untuk meletakkan barang dan tempat istirahat saat siang.

7. Penipuan Terstruktur

Setiap tahunya ada yang namanya pengampunan atau pemutihan. Saat ini terjadi, para TKI punya kesempatan untuk melegalkan dirinya tanpa perlu keluar Malaysia dan mengikuti prosedur standar. Namun rupanya ini menjadi program 'penipuan tahunan'. Banyak agensi yang dibuka dan berjanji bisa membantu melegalkan, namun kemudian iti hanya aksi memeras TKI kita. Jumlah penipuan per orang bisa sampai 15 juta rupiah atau RM 5,000. Bayangkan saja, setiap tahunya ribuan TKI tertipu. Dan saat tertipu, yang namanya ilegal, mau lapor polisi tidak bisa. Jadilah uang yang mereka kumpulkan bertahun-tahun bahkan juga hasil jual tanah atau berhutang, raib tanpa jejak.

Tidak hanya satu dia agensi, banyak. Kalau boleh disimpulkan, memang ini adalah kebejatan rakyat Malaysia yang setau saya sampai saat ini belum satupun tertangkap. Sekalipun ada yang diproses, semuanya berakhir dengan alasan "kantor tutup, case closed". Sesederhana itu.

Alasan banyaknya TKI ilegal karena memang ada supply and demand. Warga kita banyak yang butuh kerja, orang Malaysia butuh pekerja. Warga kita kesulitan mengurus legalitas, orang Malaysia senang mempekerjakan pekerja ilegal karena tak perlu membayar asuransi dan gaji sesuai standar. Bahkan cenderung bisa membayar gaji suka-suka mereka.

Saya dan teman-teman pernah mengajak mendiskusikan nasib ratusan ribu warga kita yang berjuang hidup dengan caranya sendiri. Dari KBRI, parlemen Malaysia sampai Imigrasi namun mungkin saya datang hanya atas nama partai dan bocah kuliahan, respon yang didapat bisa dibilang nol.

Usulan saya sangat sederhana, agar Visa bekerja tidak terlalu dipersulit. Ada kuota dari imigrasi, ada syarat serta kualifikasi perusahaan yang boleh mempekerjakan TKI yang secara logika tidak masuk akal dengan kenyataan. Misal, satu bangunan hanya boleh mempekerjakan 50 orang. Sementara pihak pemegang proyek menginginkan bangunan cepat selesai dan minimal harus mempekerjakan 500 orang. Singkatnya seperti itu, tentu kalau harus saya tuliskan secara detail mungkin akan sangat-sangat panjang.

Itulah sebagian masalah yang mungkin mentri tenaga kerja Hanif Dhakiri harus tahu. Melihat beliau yang sepertinya semangat sekali blusukan, bahkan sampai lompat pagar. Berhubung ini tentang nasib ratusan ribu WNI dan sudah menjadi MASALAH ABADI, Saya ingin menantang beliau untuk blusukan ke Malaysia dan melihat kenyataan yang ada secara langsung. Tentu saja jika benar-benar ingin melihat kenyataan tersebut, beliau harus siap datang sebagai WNI, bukan sebagai mentri, dan tanpa awak media. Jika butuh bantuan guide, sepertinya kami bisa bantu. Namun tentu saja harus tetap secara rahasia yang tidak satupun orang tau agar acara blusukan tersebut berlangsung alami. Atau kalau beliau tidak sempat dan terlalu ribet, bisa mengutus staf atau perwakilan.

Terakhir yang ingin saya sampaikan adalah: masalah ini ABADI dan para elit memang tidak akan mampu menjangkau kalau hanya datang berkunjung ke KBRI. Sekali lagi ini nasib ratusan ribu jiwa, nyaris satu juta.

Kami menantangmu Pak Mentri!

Buktikan anda ga hanya berani lompat pagar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun