Ketiga, kurikulum pendidikan perlu diperbarui dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Kurikulum harus mengakomodasi keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, kreativitas, dan literasi digital. Di samping itu, kurikulum juga harus mempertimbangkan nilai-nilai lokal dan budaya setempat, agar pendidikan tetap relevan dan tidak kehilangan identitas budaya.
Keempat, untuk mengurangi kesenjangan sosial dalam pendidikan, program beasiswa dan akses pendidikan global perlu diperluas. Beasiswa internasional dan program pertukaran pelajar dapat membantu menciptakan kesempatan belajar yang setara bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang ekonomi atau geografis. Program pendidikan terbuka, seperti kursus daring gratis atau dengan biaya rendah, juga harus diperbanyak untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.
Perubahan sosial di bidang pendidikan merupakan fenomena yang tak terhindarkan, dan kemajuan teknologi serta globalisasi membawa peluang besar sekaligus tantangan yang signifikan. Teknologi telah membuka akses yang lebih luas terhadap pendidikan, namun ketimpangan akses dan kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama, terutama di negara berkembang. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan, memberikan pelatihan kepada pendidik, serta menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman sangat diperlukan. Hanya dengan upaya bersama dalam mengatasi tantangan ini, kita dapat menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, yang akan membentuk masyarakat yang lebih adil, maju, dan berdaya saing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H