Ia berdiam di jantung malam
Di dadanya kisah ada yang hampir jadi
Di langit kota mendung nampak murung
Guguran daun daun malam kian kelam
~
Pada seperempat malam hujan turunÂ
Menggenang di sudut mataÂ
Ia pungut lagi reruntuhan kenangan
Yang tercecer menjadi sederet pertanyaan
~
Di dadanya mulai tumbuh perihÂ
Menusuk sampai ke tulang rusuk
Sebab cinta itu di tlah bunuh
Terkubur di rahim sepi lantas lenyap bagai asapÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!