Malam merayap di bias cahaya bulan
Sementara sang angin bercerita tentang kisah kisruhnya
Sebagaimana cahaya kunang kunang timbul tenggelam di antara rimbun daun.
Lalu hinggap di dahan gelisah.
Tubuhnya kembang kempis memompa cahaya.
Biru silau,berkilau menerabas segala galau.
Kunang kunang menatap sepasang insan yang di mabuk cinta.
Dengan resah ia menatah nisan malam, dengan syairnya.
Dengus nafas memburu dari sepasang remaja yang di manja cinta.
Dalam jerat syahwat mereka membakar gejolak rindunya.
Sang kunang kunang
menitikkan air mata
Ia melempar cahaya, membaur menyibak gelap.
Dan lamat lamat nampaklah wujud itu adalah sepasang makhluk setengah iblis di berangus nafsu.
Di hamparan sinarnya kunang kunang merapal bait doa.
Hingga kedua makhluk itu terjingkat jingkat.
Seperti setan laknat yang ingin merambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H