Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kota Hati

11 Februari 2015   04:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:28 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_350439" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi pribadi"][/caption]

Keramain gagal mencairkan kebekuan yang mengental disudut mata
Kelepak burung malam menyampaikan gelisah dislaput dada ketika waktu memburu didetak jantungmu
waktu begitu laju dimatamu dan daun daun berhamburan menyerukan sejumput rindu ketika angin menggetarkan rambutmu
Sepi itu masih kental memeluk jendela kamarmu
Derit pintu memecah hening pada kelopak matamu, itukah dirimu...?? Sepasang matamu menghampiri pecahan masa lalu yang terbingkai dimana usang cerita menggenang

Dari balik jendela hujan mengintip dari punggung dahan mengembun di bibir kaca jendela mengecup luka didada
Menjadi sungai kecil disayu wajahmu Inikah rumahmu...??
Begitu banyak pasir rindu berhamburan dilantai.. Seperti surat yang tak sampai, seperti kisah yng tak kunjung usai..
Sepi itu masih setia menyelmuti kota, kota sunyi, kota yang begitu bisu itulah kota hatimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun