"Tapi bro"seru temanku "saya punya teman yang sudah punya istri, dan istrinya itu pandai bikin kue, tapi ga bisa masak makanan sehari - hari." seru temanku yang buat aku mengunci mulut "kalau kamu punya istri yang seperti itu, mau gak kamu setiap hari makan kue? tapi bervariasi kok, saya jamin." Lanjut temanku.
"Ga mau juga sih" jawabku dengan malu
"Makanya bro, terimalah kekurangannya, maklumi kesalahannya, tuntut dia belajar masak lagi dan yang lain sesuai kemampuannya, ajari dia dengan bahasa yang mudah dipahaminya. Dan yang terlebih bro, bersyukur punya istri seperti itu, meski tidak banyak jenis makanan yang dia bisa masak, paling tidak masih ada yang masak untuk kamu"seru ceramah temanku yang buatku teringat istriku dirumah.
"Dari pada saya, belum ada yang masakin. Hahaha" tutup ceramahnya dengan canda.
Pintu lift pun terbuka, aku terdiam tak beranjak sedikit pun.
"Ayo jadi mau makan ga? Sudah jam segini nih." tanya temanku dengan tergesa-gesa.
"Ga deh mau makan bekal dari istri aja" jawabku malu sembari menekan tombol tutup pintu lift.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H