Mohon tunggu...
Alan Dwi Ardian
Alan Dwi Ardian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya

Hobi saya berenang, catur, dan main game, suka sendiri tapi juga suka berteman. makanan favorit nasi goreng, rawon dan sambel goreng. Saya lima bersaudara dan saya nomor dua. semua laki kecuali yang nomor lima. Kami lahir di Jombang Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Misteri Sejarah Masjid Peneleh Surabaya yang Belum Banyak Diketahui

26 November 2024   19:44 Diperbarui: 26 November 2024   19:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Awal Masjid Peneleh Berdiri

Masjid Peneleh merupakan masjid yang terletak di Kota Surabaya, tepatnya di kampung Peneleh Gang V. Masjid Jami' ini merupakan salah satu masjid tertua di Surabaya yang terletak ditengah-tengah pemukiman warga. Masjid ini sudah ada sejak zaman kerajaan Singosari pada abad ke-15 atau pada literatur ditulis 1421 M. Peneleh sendiri memiliki sebuah arti yaitu sebagai tempat kediaman pangeran-pangeran. Karena pada zaman dahulu tempat ini dijadikan sebagai tempat peristirahatan pangeran-pangeran yang tidak lain putra dari Wisnu Wardana. Meraka dijadikan sebagai pemimpin yang pada zaman sekarang seperti pangkat dari bupati.

Siapa yang tidak tahu bahwa masjid peneleh merupakan masjid yang dibangun oleh salah satu wali songo yaitu Raden Mohammad Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel. Ya betul, masjid yang dibangun oleh salah satu wali songo ini adalah salah satu bukti perjuangan penyebaran Islam pada zaman dahulu khususnya di daerah Ampel Denta Surabaya. Raden Rahmat konon katanya mendapatkann sebuah ilham atau petunjuk untuk pergi menyebarkan Islam sampai kesana. Sebelum kesana, Raden Rahmat bersinggah ke Kembang Kuning dan kemudian memperistri anak dari Mbah Karimah yang makamnya berada dekat Masjid Rahmat.

Masjid Peneleh juga memiliki beberapa interior yang unik, menurut Bapak Sofyan selaku takmir masjid peneleh bahwa masjid ini berdiri di lahan seluas 950 meter persegi. Sejak abad ke 18 berubah menjadi masjid dan pada 1996 masjid direnovasi namun tidak mengubah total bentuk aslinya. Keunikannya masjid ini memiliki bentuk seperti kapal yang terbalik, memiliki 10 tiang penyangga yang berfilosofi nama-nama malaikat yang wajib diketahui, di langit-langit atap berhias nama-nama sahabat nabi dan cucu nabi.

Tidak hanya itu, tembok masjid dikelilingi 25 ventilasi yang terdapat nama-nama nabi dan rasul yang wajib diketahui dan terdapat 5 daun jendela yang seperti rukun islam. Namun, sayangnya dibagian kemudi kapal sekarang sudah direnovasi total karena dahulu sebelum pembongkaran memeiliki masalah kekurangan tempat untuk sholat jumat. Mau tidak mau maka dengan keputusan bersama maka dibongkarlah dan dijadikan sebagai tempat untuk sholat supaya lebih luas.

Ada satu cerita yang lebih unik lagi, yaitu bedug yang konon kataya ditemukan oleh warga sekitar di aliran sungai kalimas yang terbawa arus air. Ceritanya bahwa bedug ini tidak langsung diletakkan pada Masjid Peneleh melainkan diletakkan di masjid lain. Seperti di Masjid Sunan Ampel namun tidak menghasilkan suara yang bagus. Singkat cerita akhirnya diletakkanlah pada Masjid Peneleh, uniknya malah menghasilkan suara yang bagus berbeda dengan masjid-masjid sebelumnya.

Takmir Masjid Peneleh yaitu Mohammad Sofyan menjelaskan bahwa dulu kayu dari bedug tersebut dijadikan sebagai obat. Yang mana banyak sekali orang-orang yang mempercayainya dan hal ini bisa membuat masyarakat menyeleweng dari ajaran Islam yaitu pada musyrikan, dan pada akhirnya ditutup supaya tidak menimbulkan fitnah-fitnah yang lain.

Sebelum Masjid Peneleh dan Perkembangannya

Setelah membahas sejarah singkat tentang berbagai pernak-pernik Masjid Peneleh, selanjutnya kita akan membahas mengenai sejarah sebelum menjadi masjid. Siapa yang baru tahu bahwa tempat yang sekarang menjadi masjid dulunya merupakan tempat sambung ayam. Ya betul, tempat yang kini berdiri sebagai masjid ini dahulu punya sejarah yang unik dan penuh makna. Sebelum menjadi rumah ibadah, lokasinya justru dikenal sebagai pusat keramaian untuk sabung ayam. Warga setempat sering berkumpul di sini, menguji keberanian ayam-ayam mereka dalam adu kekuatan dan strategi. Namun, semua berubah ketika seorang ulama bernama Ali Rahmatullah datang dan mulai mengenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.

Ali Rahmatullah punya cara yang tak biasa dalam berdakwah. Ia ikut serta dalam sabung ayam, dan dengan izin Allah, ayam miliknya selalu menang. Kejadian ini memicu rasa ingin tahu warga; mereka mulai penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang sosok Ali Rahmatullah. Melalui cara yang halus dan penuh hikmah, ia mengajak mereka mendekati Islam. Pertemuan yang awalnya hanya sekadar tontonan perlahan berubah menjadi ruang dakwah, dan lambat laun, warga mulai terbuka pada ajaran Islam.

Tidak berhenti di situ, masjid ini kemudian memainkan peran besar dalam perjuangan melawan penjajah. Saat masa-masa perlawanan rakyat, para pejuang Laskar Hisbullah sering menjadikan masjid ini sebagai tempat berkumpul dan merancang strategi. Mereka menyamarkan kegiatan ini sebagai aktivitas ibadah, sehingga penjajah tidak mencurigai tempat itu sebagai markas perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun