Sungguh! Aku mencintaimu, Kasih. Dengan sepenuh hati dan segenap jiwa yang merindu. Namun, semesta tidak memberiku waktunya untuk dapat berjumpa denganmu.
"Ajarkan anak-anak kalian, bahwa rumah adalah bentuk lain dari hati, jika rumah itu tidak diisi dengan cinta dan saling memaafkan, maka ia akan ditempati oleh kezhaliman dan permusuhan.
Dalam raga kami ada rasa kesedihan dan duka yang mendalam; karena cinta yang begitu menyakitkan bersemayam dalam jiwa. Hampir saja, jiwanya hilang, melayang karena perihnya sakit. Akan tetapi, rasa itu tiap hari terus menghabisi nyawaku secara perlahan, hingga keadaanku seperti ini, sebagaimana yang kamu lihat. Harapannya, aku kembali ke sana, bertemu dengan orang yang telah menyalib hatiku. --- Izhar Sidqi al-Mawaddah fi Syarah Burdah
Hadirnya kamu membuat harapanku untuk hidup semakin luas dari sebelumnya yang terasa begitu mencekik. Kamu juga yang membuat jelas tujuan hidupku yang sebelumnya terlihat begitu gelap dan sempit. --- Al-Jurjani.
Cinta palsu akan padam oleh sebuah jarak yang singkat. Tapi tidak dengan cinta yang sejati, justru jarak yang akan membesarkan percikan rasanya. Sebab percikan api yang kecil akan padam dengan sedikit tiupan angin, dan api unggun yang besar akan semakin besar dengan adanya angin yang bertiup. --- Khalil Gibran.
Aku bebani hati dengan rasa yang tidak mungkin ia tanggung. Hingga kini hati berputus asa dari belas kasih -agar aku melepaskan rasa itu- karena ia tau betapa kerasnya kepalaku. Setiap hari untaian maaf untuk hati kusampaikan bahwa aku belum bisa berhenti mencintainya, hingga nanti orang yang yang mencaci akan pulang, dan cinta sang kekasih sudah berada di pelukanku. --- Ibnu Al-Faridh
Diantara pengaruh cinta adalah al-Syauq; kerinduan saat tidak bisa bertemu dengan kekasih. Juga al-Isytiyaq; takutnya perpisahan setelah adanya pertemuan. --- Syekh Yusri Jabr
Kasih, beritahu aku cara agar aku terus bersamamu di dunia ini. Karena hidup di dunia hanyanya sebentar dan akan berakhir. (Penyair ingin agar hidup yang sebentar namun habis bersama sang kekasih). --- Al-Mutanabbi
"Tiap luka masih ada harapan untuk sembuhnya, kecuali luka hati yang timbul karena lirikan matanya." --- Al-Mutanabbi
Hancurnya seorang pemuda karena cinta adalah ketenangan untuk hatinya. Karena saat ia hancur, panasnya kerinduan dan sakitnya penantian telah tidak lagi ia rasakan. Sudah berapa banyak pemuda yang berada di pagi hari sedangkan ia masih terbelenggu dengan rasa yang ada di hati, dan berapa banyak pemuda yang sudah lenyap menghilang tenggelam dalam lautan cintanya pada sang kekasih. O, orang yang terus mencaciku karena cinta ini. Tinggalkan aku sendiri. Aku telah menjadikan hati orang yang ku cintai sebagai tempatku bersemayam hingga aku mati.
Untuk luka masa lalu, tak masalah, aku sudah memaafkan. Tapi untuk mencintai, maaf, kesempatan tidak akan datang kembali. --- Majnun Al-Indunisi