Dalam sejarah Jakarta, kota ini sudah beberapa kali mengubah namanya. Mulai dari Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia dan sekarang menjadi Jakarta. Perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah faktor kekuasaan. Siapa pasukan perang yang berhasil menaklukan kota Jakarta dahulu, berhak kuasa mengubah namanya sesuai keinginan pemimpin perang tersebut.Â
Dari hasil perubahan-perubahan namanya, Jakarta menjadi kota yang kaya akan sebuah kesenian dan kebudayaan karena telah didiami oleh banyak suku dan etnis dari pelosok Indonesia akibat dari kebijakan setiap penguasa yang menaklukan kota Jakarta.
Kaum Betawi telah mengalami beberapa periodesasi, mulai dari awal kedatangan Belanda ke Batavia pada saat itu, sampai proklamasi kemerdekaan. Periodesasi sejarah masyarakat Betawi membentuk kepribadian kaum Betawi dalam sistem kemasyarakatan, sehingga membuat pengaruh terhadap kebudayaan dan kesenian masyarakat Betawi. Masa periodesasi masyarakat Betawi dapat dijabarkan sebagai berikut:
Periodesasi masyarakat Betawi sebelum tahun 1527
Daerah yang sekarang dikenal dengan nama Jakarta memiliki sejarah yang cukup panjang. Dari hasil penggalian arkeologi di berbagai tempat, terutama di sepanjang sungai Ciliwung, dapat dipastikan bahwa daerah itu sudah mulai dihuni orang sejak sekitar tiga ribu tahun yang lalu.Â
Salah satu kerajaan tertua di Indonesia, Tarumanegara, kekuasaanya antara lain meliputi daerah sini juga. Setelah Tarumanegara runtuh, dan muncul kerajaan Sunda beberapa abad kemudian, daerah Jakarta bahkan merupakan pintu utama hubungan dagang dan politik kerajaan itu dengan yang lain. Pada masa itu daerah tersebut dikenal dengan nama Kalapa, dan setelah jatuh ke tangan Islam dalam tahun 1527, namanya diganti menjadi Jayakarta
Periodesasi masyarakat Betawi (1527-1619)
Jayakarta ialah pengganti kota sebelumnya, yaitu Sunda Kelapa. Kota ini semakin terkenal di kalangan pelaut, dikarenakan kota ini menyajikan sebuah panorama perdagangan rempah-rempah yang sangat baik kualitasnya dan sangat dibutuhkan oleh para pelaut-pelaut dari benua Eropa. Mereka datang untuk memburu rempah-rempah dan dijual ke negaranya.Â
Pada abad 16 dan 17 orang-orang eropa yang terdiri atas pedagang-pedagang Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda akhirnya berdatangan ke wilayah nusantara untuk barang-barang dagangan tersebut. Kedatangan orang Barat di Indonesia terlantang oleh kesulitan mereka memperoleh rempah-rempah yang waktu itu dipersulit oleh orang Turki di Laut Tengah, akibat pertentangan agama Kristen dan Islam.
Demikian berawal dari kepentingan dagang, bangsa Eropa mulai ekspansi ke pelabuhan-pelabuhan penting. Salah satu bangsa yang mulai menggencarkan serangan ke pelabuhan-pelabuhan sentral ialah bangsa Portugis.Â