Mohon tunggu...
Taufik Alamsyah
Taufik Alamsyah Mohon Tunggu... Guru - Buruh Kognitif
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang tenaga pengajar yang hanya ingin mencurahkan pemikiran dan emosional dalam diri ke ranah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Seksisme dan Pemikiran Kate Millett

4 Januari 2024   08:59 Diperbarui: 4 Januari 2024   09:15 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paksaan patriarki juga mempercayakan pada kekerasan seksual yang istimewa dalam karakter kedirian perempuan dan menyadari secara penuh dalam aksi seksisme. Hal tersebut dikarenakan kaum laki-laki mengangap kaum perempuan sebagai kaum yang subordinat, juga karena kekuatan fisik mereka yang lebih kuat. identitas seksualitas dibangun bukan hanya secara fisik saja, namun juga secara kultural dan berkaitan dengan konstruksi gender. Permasalahan yang kemudian dikemukakan oleh para feminis ialah mengenai adanya ketimpangan dalam konstruksi gender secara kultural, yang mana seperti yang Millett (2000) nyatakan, peranan wanita dalam hal seksualitas mendukung sifat pria, yang berdasarkan kebutuhan dan nilai-nilai yang mereka junjung, cenderung bersifat mendominasi. Peranan seksualitas wanita tersebut lebih lanjut dinyakatan oleh Millet mencakup memberikan pelayanan rumah tangga, yang termasuk di dalamnya memberikan pelayanan seksual, dan merawat anak.

sedangkan hal-hal seperti pencapaian, minat, dan ambisi manusia diperuntukan untuk pria. Ketimpangan peran wanita ini kemudian dilihat oleh Millett sebagai konstruksi kultural yang membatasi peran wanita hanya sebatas fungsi mereka secara biologis sebagaimana fungsi biologis hewan betina (yaitu melahirkan dan merawat anak mereka), bukan sebagai manusia yang juga dapat memiliki pencapaian, mengerjakan minat, dan mengejar ambisi seperti laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun