Mohon tunggu...
Taufik Alamsyah
Taufik Alamsyah Mohon Tunggu... Guru - Buruh Kognitif
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang tenaga pengajar yang hanya ingin mencurahkan pemikiran dan emosional dalam diri ke ranah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal-Usul Wali Songo Keturunan Tiongkok

2 Januari 2024   14:43 Diperbarui: 2 Januari 2024   14:47 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://regional.kompas.com/

Ada kesamaan dari kekurangan masing-masing catatan, bahwa mereka sama-sama tidak mencatat di luar ranah kawasannya. Dan penekanannya adalah, bahwa apabila sesuatu tidak tercatat oleh masing-masing internal, maka bukanlah berarti tidak ada atau terputus garis nasabnya. Hanya tidak tercatat saja.

Jika keduanya dapat duduk bersama dengan "kepala dingin", cukuplah menghentikan menuduh dan menilai keabsahan nasab pihak di luar kelompoknya. Cukuplah Rabithah dan keluarga Wali Songo mengurusi catatan internalnya masing-masing. Saya mengkhawatirkan bahwa debat ini hanya akan berujung ketidakpercayaan ummat, dan akhirnya menyimpulkan bahwa Rosulullah SAW tidak memiliki keturunan.

Saya termasuk yang meyakini kebenaran jalur keturunan Rosulullah SAW, baik lewat Ubaidillah, Alwi Ammul Faqih maupun Imam Faqih Muqaddam. Kesemuanya memang memberi bukti nyata sebagai pelanjut dakwah islam yang bersumber kepada ajaran Rosulullah SAW lewat apa yang diperjuangkannya. Bagi saya, pembuktian ini lebih nyata adanya. Selain hal itu, maka kebenarannya, silahkan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah.

Terlepas dari perdebatan urusan nasab, yang diperlukan ummat ini adalah proporsionalitas. Keturunan Nabi SAW selayaknya dihormati, tapi bukan ditempatkan secara berlebihan. Kita sudah terbiasa menyebut islam itu agama tanpa kasta, semua setara dihadapan Allah kecuali taqwanya. Dan tentunya, ketaqwaan itu tanpa ketentuan dan syarat mutlak, seperti nasab.

Saya lebih suka melihat keunggulan seorang manusia, seorang anak adam, karena kapasitas agamanya, keilmuannya dan perilakunya, bukan sekedar nasabnya. Orang yang sekedar "menjual nasab", hanyalah menutupi keterbatasan dan ketidakpercayaan akan kemampuan dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun